Islam sudah sempurna tidak perlu dimodifikasi
Baca Juga :
NASIB PARA MODIFIKATOR AGAMA 😧
Sobat! Anda pernah melihat pengendara sepeda motor yang telah sukses memodif sepeda motornya sehingga menimbulkan suara sangat brisik& asap yang mengepul? Ada lagi yang mengganti lampu remnya dengan warna putih sehigga sangat menyilaukan mata pengandara yang dibelakangnya? Bagaimana perasaan Anda saat itu? Bisa jadi pak polisi menilang mereka dan Anda sebagai masyarakat juga kadang kala mengumpat mereka.
Ini adalah nasib yang bisa dialami oleh para modifikator kendaraan.
Tidak jauh; nasib yang dialami oleh para modifikator agama. Kelak di hari qiyamat; mereka akan kena tilang bukan oleh polisi namun oleh malaikat.
Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu mengisahkan: Pada suatu hari Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallaam mendatangi kuburan, lalu beliau mengucapkan salam:
“Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kuburan dari kaum mukminin, dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian“.
Beliau bersabda: “Aku sangat berharap utk dapat melihat saudara-saudaraku“. Mendengar ucapan ini, para sahabat keheranan, sehingga bertanya: “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab : “Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah ummatku yg akan datang kelak“. Kembali para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali ummatmu yg sampai saat ini belum terlahir?“. Beliau menjawab: “Menurut pendapat kalian, andai ada orang yg memiliki kuda yang di dahi & ujung-ujung kakinya berwarna putih & kuda itu berada di tengah kuda-kuda lainnya yg berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?”. Para sahabat menjawab: “Tentu saja orang itu dgn mudah mengenali kudanya“. Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka: “Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah & ujung-ujung tangan & kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia. Aku akan menanti ummatku di pinggir telagaku di alam mahsyar. Dan ketahuilah bahwa akan ada dari ummatku yg diusir oleh Malaikat, sebagaimana seekor onta yg tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga ia pun diusir. Melihat sebagian orang yg memiliki tanda-tanda pernah berwudlu, maka aku memanggil mereka: 'Kemarilah'. Namun para Malaikat yang mengusir mereka berkata: 'Sejatinya mereka sepeninggalmu telah merubah-rubah ajaranmu'. Mendapat penjelasan semacam ini, maka aku (Rasulullah) berkata: 'Menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku merubah-rubah ajaranku'.” (HR. Bukhari & Muslim).
Begitu beratnya hukuman yg ditimpakan kpd para modifikator agama Islam, karena saat di dunia dgn kejinya mereka menuduh bahwa uswah Nabi Shallallahu 'Aaihi wa Sallam & para sahabatnya sudah kadaluarsa sehingga harus dimodifikasi agar bisa sejalan dgn perkembangan zaman.
Dahulu Imam Malik berkata: "Siapapun yang membuat suatu bid’ah berarti dia telah menuduh Nabi Muhammad telah berkhianat dalam menyampaikan kerasulannya."
Sobat! Anda tidak ingin bernasib seperti mereka? Tentu jawabannya: tidak. Karena itu, jagalah kemurnian ajaran Islam dan amalkan seutuhnya tanpa ditambah atau dikurangi.
👤 Ustadz Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى
🌐 bbg-alilmu.com
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ...” (QS. Al-Maidah: 3)
Sobat! Anda pernah melihat pengendara sepeda motor yang telah sukses memodif sepeda motornya sehingga menimbulkan suara sangat brisik& asap yang mengepul? Ada lagi yang mengganti lampu remnya dengan warna putih sehigga sangat menyilaukan mata pengandara yang dibelakangnya? Bagaimana perasaan Anda saat itu? Bisa jadi pak polisi menilang mereka dan Anda sebagai masyarakat juga kadang kala mengumpat mereka.
Ini adalah nasib yang bisa dialami oleh para modifikator kendaraan.
Tidak jauh; nasib yang dialami oleh para modifikator agama. Kelak di hari qiyamat; mereka akan kena tilang bukan oleh polisi namun oleh malaikat.
Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu mengisahkan: Pada suatu hari Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallaam mendatangi kuburan, lalu beliau mengucapkan salam:
“Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kuburan dari kaum mukminin, dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian“.
Beliau bersabda: “Aku sangat berharap utk dapat melihat saudara-saudaraku“. Mendengar ucapan ini, para sahabat keheranan, sehingga bertanya: “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab : “Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah ummatku yg akan datang kelak“. Kembali para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali ummatmu yg sampai saat ini belum terlahir?“. Beliau menjawab: “Menurut pendapat kalian, andai ada orang yg memiliki kuda yang di dahi & ujung-ujung kakinya berwarna putih & kuda itu berada di tengah kuda-kuda lainnya yg berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?”. Para sahabat menjawab: “Tentu saja orang itu dgn mudah mengenali kudanya“. Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka: “Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah & ujung-ujung tangan & kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia. Aku akan menanti ummatku di pinggir telagaku di alam mahsyar. Dan ketahuilah bahwa akan ada dari ummatku yg diusir oleh Malaikat, sebagaimana seekor onta yg tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga ia pun diusir. Melihat sebagian orang yg memiliki tanda-tanda pernah berwudlu, maka aku memanggil mereka: 'Kemarilah'. Namun para Malaikat yang mengusir mereka berkata: 'Sejatinya mereka sepeninggalmu telah merubah-rubah ajaranmu'. Mendapat penjelasan semacam ini, maka aku (Rasulullah) berkata: 'Menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku merubah-rubah ajaranku'.” (HR. Bukhari & Muslim).
Begitu beratnya hukuman yg ditimpakan kpd para modifikator agama Islam, karena saat di dunia dgn kejinya mereka menuduh bahwa uswah Nabi Shallallahu 'Aaihi wa Sallam & para sahabatnya sudah kadaluarsa sehingga harus dimodifikasi agar bisa sejalan dgn perkembangan zaman.
Dahulu Imam Malik berkata: "Siapapun yang membuat suatu bid’ah berarti dia telah menuduh Nabi Muhammad telah berkhianat dalam menyampaikan kerasulannya."
Sobat! Anda tidak ingin bernasib seperti mereka? Tentu jawabannya: tidak. Karena itu, jagalah kemurnian ajaran Islam dan amalkan seutuhnya tanpa ditambah atau dikurangi.
👤 Ustadz Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى
🌐 bbg-alilmu.com
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ...” (QS. Al-Maidah: 3)
Alhikmah
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini