Serial sahabat Rasul : Ali bin Abi Thalib
Baca Juga :
ada rahasia terdalam di hati Ali bin Abi Thalib yang tak dikisahkannya pada siapapun | Fatimah, karib kecilnya, putri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesona | kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya yang cantik.
suatu hari Ali tersentak ketika mendengar kabar, Fatimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi | lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah | lelaki yang iman dan akhlaknya tak diragukan lagi ; Abu Bakar Ash-Siddiq ra.
Ali merasa diuji karena terasa apalah ia dibandingkan Abu Bakar kedudukannya di sisi Nabi, Abu Bakar lebih utama | mungkin justru karena ia bukan krabat dekat Nabi seperti Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan Rasul-Nya tak tertandingi | lihatlah bagaimana Abu Bakar berdakwah, lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan dakwah Abu Bakar.
Ali hanyalah pemuda miskin dari keluarga miskin, "inilah persaudaraan dan cinta" gumam Ali | "aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Abu Bakar atas diriku, "aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah atas cintaku.
cinta tak pernah meminta untuk menanti, ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan, ia adalah keberanian atau pengorbanan | beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap dihatinya yang sempat layu | lamaran Abu Bakar ditolak, dan Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
datang seorang lelaki, yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka | seorang lelaki yang membuat sayton berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut | Umar bin Khattab, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah | betapa seringnya Nabi berkata "aku datang bersama Abu Bakar dan Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar, dan aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar" , betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.
Umar adalah lelaki pemberani, Ali sekali lagi sadar, dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak dia pemuda yang belum siap menikah
apalagi menikahi Fathimah binti Muhammad Rasulullah, mencintai tak berarti harus memiliki, mencintai berarti pengorbanan untuk menanti | ia mengambil kesempatan, itulah keberanian, atau mempersilahkan, yang ini pengorbanan | Ali pun bingung ketika kabar itu meruyak, lamaran Umar juga ditolak | lantas menantu seperti apa yang dikehendaki Nabi? | apa seperti Utsman bin Affan yang miliarder kah? yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? | atau seperti Abul 'Ash ibn Rabi'kah, saudagar Quraisy suami Zainab binti Rasulillah? | "mengapa bukan engkau yang mencobanya kawan?" kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan dari lamunan | aku punya firasat engkaulah yang ditunggu-tunggu baginda Nabi" | "aku hanya pemuda miskin apa yanh bisa aku andalkan?", kami dibelakangmu kawan, semoga Allah menolongmu | Ali pun menghadap Sang Nabi, maka dengan memberanikan diri, disampaikan keinginannya untuk menikahi Fathimah | secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya, hanya memiliki satu set baju besi, ditambah persediaan tepung kasar untuk makanannya | tetapi meminta waktu2 atau 3 tahun untuk bersiap-siap itu sangat memalukan,, meminta Fathimah menantikannya dibatas waktu hingga ia siap?? itu kekanak-kanakan | pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya | lamaran berjawab "Ahlan wa sahln!!" | kata itu meluncur tenang dengan senyum Sang Nabi | dan Ali punbingung, apa maksud dari ucapan itu? | ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan | "bagaimana jawaban Nabi kawan? bagaimana lamaranmu? | Ali berkata "entahlah, menurut kalian apakah 'Ahlan wa shlan' berarti sebuah jawaban?| ya Ali, satu saja sudah cukup, dan kau mendapatkan dua!! Ahlan saja sudah berarti iya, Sahlan pun demikian, dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan!! | dan Ali pun menikahi Fathimah dengan menggadaikan baju besinya | dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya, itu hutang | dengan keberanian mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, Umar, dan Fathimah dengan keberanian untuk menikah dengan Ali | bukan janji-janji dan nanti-nanti | Ahlan wa Sahlan
@maujadibaik
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini