Dosa besar : Mencela para sahabat
Baca Juga :
MENCELA SAHABAT
Para sahabat Nabi memiliki kedudukan demikian tinggi di sisi Allah. Mereka adalah sebaik-baik generasi, hati mereka adalah hati manusia yang paling baik setelah para Nabi. Mereka adalah orang-orang yang menolong Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, berjihad bersamanya, dan merasakan kesulitan bersama beliau hingga datang pertolongan Allah. Setelah Rasulullah wafat, mereka meneruskan dakwah tersebut, membantu menyebarkan tauhid dan risalah Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلسَّـٰبِقُون َ ٱلاْوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَـٰجِرِين َ وَٱلأَنْصَـٰرِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّـٰتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا ٱلأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَداً ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS. At-Taubah: 100)
Mereka adalah imam pemberi petunjuk, mencintai mereka adalah bagian dari Islam, iman, dan ihsan. Dan membenci mereka adalah bagian dari kekufuran, kemunafikan, serta kesombongan, dan termasuk di antara dosa-dosa besar. Siapa yang mencela para sahabat, maka dia telah menantang Allah untuk PERANG.
"Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Barangsiapa yang memusuhi seorang waliku, maka Aku telah mengumumkan perang terhadapnya'," (HR. Bukhari)
"Barangsiapa yang mencela para sahabatku, maka laknat Allah akan menimpanya" (HR. Ibnu Abi Ashim, hasan)
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Janganlah mencela para shahabatku, janganlah mencela para shahabatku! Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya (Allah), kalaulah salah seorang dari kalian berinfaq emas sebesar Gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai infaq salah seorang dari mereka (para shahabat) yang hanya sebesar cakupan dua telapak tangan atau setengahnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Diantara sahabat ada keutamaan-keuta maan, hingga Ali radhiallaahu 'anhu pernah berkata,
"Telah sampai kepadaku bahwa ada satu kaum mengatakan bahwa aku lebih utama daripada Abu Bakar dan Umar. Barangsiapa yang mengatakan sesuatu dari ini, maka dia adalah orang yang membuat kebohongan, dia akan mendapatkan hukuman orang yang membuat kebohongan" (Diriwayatkan Imam Ahmad, hasan)
Oleh karena itu, janganlah kita terjerumus ke dalam dosa besar mencela para sahabat sebagaimana yang dilakukan oleh kaum tertentu. Sudah semestinya kita mencintai para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, namun tidak boleh berlebihan dalam mencintai salah seorang di antara mereka. Juga tidak bersikap meremehkan seorang pun di antara mereka. Kita pun membenci siapa saja yang membenci mereka dan siapa saja yang menyebutkan mereka dengan kejelekan.
Pelajarilah Islam yang berdasarkan pemahaman para sahabat, para salafush sholih, sebagai generasi terbaik. Jadilah ahlusunnah yang sebenarnya, hidup berdasar pada Al-Quran dan Sunnah.
Wallahu ta'ala a'lam
rumaysho.com, asysyariah.com,khotbahjumat.co m, kitab Al-Kabair
Para sahabat Nabi memiliki kedudukan demikian tinggi di sisi Allah. Mereka adalah sebaik-baik generasi, hati mereka adalah hati manusia yang paling baik setelah para Nabi. Mereka adalah orang-orang yang menolong Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, berjihad bersamanya, dan merasakan kesulitan bersama beliau hingga datang pertolongan Allah. Setelah Rasulullah wafat, mereka meneruskan dakwah tersebut, membantu menyebarkan tauhid dan risalah Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلسَّـٰبِقُون
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya.
Mereka adalah imam pemberi petunjuk, mencintai mereka adalah bagian dari Islam, iman, dan ihsan. Dan membenci mereka adalah bagian dari kekufuran, kemunafikan, serta kesombongan, dan termasuk di antara dosa-dosa besar. Siapa yang mencela para sahabat, maka dia telah menantang Allah untuk PERANG.
"Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Barangsiapa yang memusuhi seorang waliku, maka Aku telah mengumumkan perang terhadapnya'," (HR. Bukhari)
"Barangsiapa yang mencela para sahabatku, maka laknat Allah akan menimpanya" (HR. Ibnu Abi Ashim, hasan)
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Janganlah mencela para shahabatku, janganlah mencela para shahabatku! Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya (Allah), kalaulah salah seorang dari kalian berinfaq emas sebesar Gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai infaq salah seorang dari mereka (para shahabat) yang hanya sebesar cakupan dua telapak tangan atau setengahnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Diantara sahabat ada keutamaan-keuta
"Telah sampai kepadaku bahwa ada satu kaum mengatakan bahwa aku lebih utama daripada Abu Bakar dan Umar. Barangsiapa yang mengatakan sesuatu dari ini, maka dia adalah orang yang membuat kebohongan, dia akan mendapatkan hukuman orang yang membuat kebohongan" (Diriwayatkan Imam Ahmad, hasan)
Oleh karena itu, janganlah kita terjerumus ke dalam dosa besar mencela para sahabat sebagaimana yang dilakukan oleh kaum tertentu. Sudah semestinya kita mencintai para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, namun tidak boleh berlebihan dalam mencintai salah seorang di antara mereka. Juga tidak bersikap meremehkan seorang pun di antara mereka. Kita pun membenci siapa saja yang membenci mereka dan siapa saja yang menyebutkan mereka dengan kejelekan.
Pelajarilah Islam yang berdasarkan pemahaman para sahabat, para salafush sholih, sebagai generasi terbaik. Jadilah ahlusunnah yang sebenarnya, hidup berdasar pada Al-Quran dan Sunnah.
Wallahu ta'ala a'lam
rumaysho.com, asysyariah.com,khotbahjumat.co
Sumber @alhikmahjkt
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini