Kisah : Secangkir kopi
Baca Juga :
KISAH SECANGKIR KOPI ☕
Suatu hari di sebuah universitas terkenal. Sekelompok alumnus bertamu di rumah dosen senior, setelah bertahun-tahun mereka lulus. Mereka semua sedang berusaha menggapai kesuksesan, kedudukan yg tinggi serta kemapanan ekonomi dan sosial.
Mereka berbincang, masing-masing mulai mengeluhkan pekerjaannya. Jadwal yang begitu padat, tugas yang menumpuk dan banyak beban lainnya yang seringkali membuat mereka stress. Sejenak sang dosen masuk ke dalam.
Beberapa saat kemudian, beliau keluar sambil membawa nampan di atasnya teko besar berisikan kopi dan berbagai jenis cangkir. Sebagian cangkir tersebut luar biasa indahnya. Ukirannya, warnanya dan harganya yang waahh, namun ada juga cangkir plastik murahan.
Sang dosen berkata, “Silakan kalian tuang kopinya sendiri-sendiri"
Setelah setiap mahasiswa menuang dan memegang cangkirnya masing-masing, namun tidak ada satupun yang memegang cangkir plastik murahan. Sang dosen berkata, “Tidakkah kalian perhatikan bahwa hanya cangkir-cangkir mewah saja yang kalian pilih??... Kalian enggan mengambil cangkir-cangkir yang biasa.... Sejatinya yang kalian butuhkan hanyalah kopi, bukan cangkirnya. Akan tetapi kalian tergiur dengan cangkir-cangkir yang mewah. Terus perhatikanlah, setelah masing-masing kalian memegang cangkir tersebut, kalian akan terus berusaha mencermati cangkir yang dipegang orang lain!
"Andaikan kehidupan adalah kopi, maka pekerjaan, harta dan kedudukan sosial adalah cangkir-cangkirnya. Jadi, hal-hal itu hanyalah perkakas yang membungkus kehidupan. Adapun kehidupan (kopi) itu sendiri, ya tetap itu-itu saja, tidak berubah. Saat konsentrasi kita tersedot kepada cangkir, maka saat itu pula kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kopi. Karena itu kunasehatkan pada kalian, jangan terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya…” ujar si dosen.
Sejatinya, inilah penyakit yang diderita manusia: Tidak pernah puas.
Perhatikanlah pesan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat” (HR. Bukhari)
Silakan share, semoga bermanfaat smile emoticon
Suatu hari di sebuah universitas terkenal. Sekelompok alumnus bertamu di rumah dosen senior, setelah bertahun-tahun mereka lulus. Mereka semua sedang berusaha menggapai kesuksesan, kedudukan yg tinggi serta kemapanan ekonomi dan sosial.
Mereka berbincang, masing-masing mulai mengeluhkan pekerjaannya. Jadwal yang begitu padat, tugas yang menumpuk dan banyak beban lainnya yang seringkali membuat mereka stress. Sejenak sang dosen masuk ke dalam.
Beberapa saat kemudian, beliau keluar sambil membawa nampan di atasnya teko besar berisikan kopi dan berbagai jenis cangkir. Sebagian cangkir tersebut luar biasa indahnya. Ukirannya, warnanya dan harganya yang waahh, namun ada juga cangkir plastik murahan.
Sang dosen berkata, “Silakan kalian tuang kopinya sendiri-sendiri"
Setelah setiap mahasiswa menuang dan memegang cangkirnya masing-masing, namun tidak ada satupun yang memegang cangkir plastik murahan. Sang dosen berkata, “Tidakkah kalian perhatikan bahwa hanya cangkir-cangkir mewah saja yang kalian pilih??... Kalian enggan mengambil cangkir-cangkir yang biasa.... Sejatinya yang kalian butuhkan hanyalah kopi, bukan cangkirnya. Akan tetapi kalian tergiur dengan cangkir-cangkir yang mewah. Terus perhatikanlah, setelah masing-masing kalian memegang cangkir tersebut, kalian akan terus berusaha mencermati cangkir yang dipegang orang lain!
"Andaikan kehidupan adalah kopi, maka pekerjaan, harta dan kedudukan sosial adalah cangkir-cangkirnya. Jadi, hal-hal itu hanyalah perkakas yang membungkus kehidupan. Adapun kehidupan (kopi) itu sendiri, ya tetap itu-itu saja, tidak berubah. Saat konsentrasi kita tersedot kepada cangkir, maka saat itu pula kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kopi. Karena itu kunasehatkan pada kalian, jangan terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya…” ujar si dosen.
Sejatinya, inilah penyakit yang diderita manusia: Tidak pernah puas.
Perhatikanlah pesan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat” (HR. Bukhari)
Silakan share, semoga bermanfaat smile emoticon
sumber @AlhikmahJKT
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini