Cerita kehidupan 2 : hakikat kehidupan
Baca Juga :
CERITA KEHIDUPAN - Bag 2
Bab HAKIKAT KEHIDUPAN
Betapa agung penciptaan langit, bumi beserta isinya, dan semua itu menunjukan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala menciptakannya tidak dengan main-main.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ
Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
(QS. Al-Mu'minun: 115)
اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًى ؕ
Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
(QS. Al-Qiyamah: 36)
وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌ ؕ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَـيَوَانُ ۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
(QS. Al-'Ankabut: 64)
Sekiranya kehidupan yang penuh keseimbangan ini diciptakan bukan untuk bersenda-gurau, lalu untuk tujuan apa Allah menciptakan kehidupan dunia ini?
Apa sebenarnya tugas utama manusia? Apakah mereka sekedar makan, minum, menikah dan memiliki keluarga serta mempererat suku saja? Ataukah manusia hidup tidak bertujuan, sebagaimana mati tidak bertujuan? Tanah terakhir yang diletakan orang lain pada kuburannya, itu pula akhir cerita kehidupannya.
Bagaimana orang kaya dengan kezhalimannya, dan bagaimana para penguasa dengan kediktatorannya, apakah mereka dibiarkan begitu saja?
Bagaimana si miskin dengan kefakirannya atau rakyat jelata dengan penderitaannya, kapan mereka merasakan kebahagiaan? Bagaimana pula dengan para nabi dan rasul, para ulama dan ahli ibadah yang terusir dan belum memperoleh kebahagiaan di dunia?
Sekiranya dunia ini diciptakan dengan keadilan Sang Pencipta, tentu balasan amal baik atau perbuatan buruk pun bergantung pada keadilan-Nya. Jikalau dunia ini mampu Dia ciptakan dari tiada, maka Dia pun mampu untuk membalas kebaikan dengan kebaikan dan keburukan dengan keburukan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
Dan setiap (umat), semuanya akan dihadapkan kepada Kami. Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan. Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air. Agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?
(QS. Ya Sin: 32-35)
👤 Ust. Armen Halim Naro rahimahullah
📖 Sumber/referensi: Untukmu Yang Berjiwa Hanif hal. 8-10
Alhikmahjkt
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini