Dosa besar : Sumpah dusta
Baca Juga :
SUMPAH DUSTA
Hukum sumpah berbeda-beda disesuaikan dengan hukum masalah yang dia bersumpah untuknya:
1. Wajib. Jika sumpahnya bertujuan untuk menyelamatkan atau menghindarkan dirinya atau muslim lainnya dari kebinasaan
2. Sunnah. Jika sumpahnya bertujuan untuk mendamaikan dua pihak yang bertikai atau untuk menghilangkan kedengkian dari seseorang atau untuk menghindarkan kaum muslimin dari kejelekan.
3. Mubah. Misalnya dia bersumpah untuk melakukan atau meninggalkan suatu amalan yang hukumnya mubah.
4. Makruh. Jika dia bersumpah untuk melakukan hal yang makruh atau meninggalkan amalan yang sunnah.
5. Haram. Bersumpah untuk suatu kedustaan atau dia berdusta dalam sumpahnya. Termasuk juga di dalamnya bersumpah dengan selain nama dan sifat Allah, karena itu adalah kesyirikan.
Sumpah dusta adalah sumpah yang dilakukan dengan sengaja berdusta di dalamnya.
Bersumpah palsu walau hanya dengan satu kalimat itu saja bisa menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“…Ada seorang laki-laki berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni Si Fulan!” Kemudian sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu”. Atau seperti yang disabdakan Nabi” (HR. Muslim)
Bahaya seperti inilah yang dikhawatirkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Termasuk di antaranya bersumpah untuk melariskan dagangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga golongan manusia yang pada hari Kiamat nanti tidak akan Allah ajak bicara dan Allah tidak sudi melihat mereka dan tidak mensucikan mereka (dari dosa-dosa) dan mereka mendapatkan adzab yang pedih, yaitu orang yang memanjangkan kainnya melebihi mata kaki, orang yang mengungkit-ungkit kebaikan, dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah dusta” (HR. Muslim)
Berlaku jujur dalam jual beli merupakan salah satu sebab datangnya keberkahan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"… Dan bila keduanya berlaku jujur dan menjelaskan, maka akan diberkahi untuk mereka penjualannya, dan bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan dihapuskan keberkahan penjualannya” (Muttafaqun ‘alaih)
🌐 Al-Kabair (Imam al-Hafizh Adz-Dzahabi), al-atsariyyah.com
Hukum sumpah berbeda-beda disesuaikan dengan hukum masalah yang dia bersumpah untuknya:
1. Wajib. Jika sumpahnya bertujuan untuk menyelamatkan atau menghindarkan dirinya atau muslim lainnya dari kebinasaan
2. Sunnah. Jika sumpahnya bertujuan untuk mendamaikan dua pihak yang bertikai atau untuk menghilangkan kedengkian dari seseorang atau untuk menghindarkan kaum muslimin dari kejelekan.
3. Mubah. Misalnya dia bersumpah untuk melakukan atau meninggalkan suatu amalan yang hukumnya mubah.
4. Makruh. Jika dia bersumpah untuk melakukan hal yang makruh atau meninggalkan amalan yang sunnah.
5. Haram. Bersumpah untuk suatu kedustaan atau dia berdusta dalam sumpahnya. Termasuk juga di dalamnya bersumpah dengan selain nama dan sifat Allah, karena itu adalah kesyirikan.
Sumpah dusta adalah sumpah yang dilakukan dengan sengaja berdusta di dalamnya.
Bersumpah palsu walau hanya dengan satu kalimat itu saja bisa menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“…Ada seorang laki-laki berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni Si Fulan!” Kemudian sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu”. Atau seperti yang disabdakan Nabi” (HR. Muslim)
Bahaya seperti inilah yang dikhawatirkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Termasuk di antaranya bersumpah untuk melariskan dagangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga golongan manusia yang pada hari Kiamat nanti tidak akan Allah ajak bicara dan Allah tidak sudi melihat mereka dan tidak mensucikan mereka (dari dosa-dosa) dan mereka mendapatkan adzab yang pedih, yaitu orang yang memanjangkan kainnya melebihi mata kaki, orang yang mengungkit-ungkit kebaikan, dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah dusta” (HR. Muslim)
Berlaku jujur dalam jual beli merupakan salah satu sebab datangnya keberkahan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"… Dan bila keduanya berlaku jujur dan menjelaskan, maka akan diberkahi untuk mereka penjualannya, dan bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan dihapuskan keberkahan penjualannya” (Muttafaqun ‘alaih)
🌐 Al-Kabair (Imam al-Hafizh Adz-Dzahabi), al-atsariyyah.com
AlhikmahJKT
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini