Ya Allah hisablah diriku dengan hisab yang mudah
Baca Juga :
MINTALAH HISAB YANG MUDAH.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat-Tarhib, no.3591).
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Nashir ar-Rasyid t berkata, “Maksud hisab menurut syariat adalah dihadapkan dan diingatkannya para hamba terhadap seluruh amalannya yang baik dan yang buruk, sebelum mereka pergi dari Mahsyar, selain sebagian hamba-Nya yang beriman yang diistimewakan oleh Allah l (sehingga masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab). Hal ini benar-benar akan terjadi pada hari kiamat berdasarkan al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijma’. Oleh karena itu, wajib beriman dengannya dan meyakini terjadinya.”
Allah berfirman:
“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan, manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri.” (al-Qiyamah: 13—14)
Allah juga berfirman:
“Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (al-Hijr: 92—93)
“Hitung-hitunglah (amalan-amalan) yang ada pada diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah amalan kalian sebelum kalian ditimbang, karena hal itu akan meringankan hisab kalian besok (pada hari kiamat), yaitu kalian menghitung-hitung (amalan) yang ada pada diri kalian pada hari ini dan menimbang-nimbangnya untuk mempersiapkan diri menghadapi hari waktu dipampangkannya seluruh amalan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:
Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.”
Semoga Allah mudahkan bagi kita untuk mendapatkan kemudahan hisab semacam ini di akhirat kelak saat hari perhitungan. Aamiin Yaa Mujibad Du’aa’.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat-Tarhib, no.3591).
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Nashir ar-Rasyid t berkata, “Maksud hisab menurut syariat adalah dihadapkan dan diingatkannya para hamba terhadap seluruh amalannya yang baik dan yang buruk, sebelum mereka pergi dari Mahsyar, selain sebagian hamba-Nya yang beriman yang diistimewakan oleh Allah l (sehingga masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab). Hal ini benar-benar akan terjadi pada hari kiamat berdasarkan al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijma’. Oleh karena itu, wajib beriman dengannya dan meyakini terjadinya.”
Allah berfirman:
“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan, manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri.” (al-Qiyamah: 13—14)
Allah juga berfirman:
“Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (al-Hijr: 92—93)
“Hitung-hitunglah (amalan-amalan) yang ada pada diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah amalan kalian sebelum kalian ditimbang, karena hal itu akan meringankan hisab kalian besok (pada hari kiamat), yaitu kalian menghitung-hitung (amalan) yang ada pada diri kalian pada hari ini dan menimbang-nimbangnya untuk mempersiapkan diri menghadapi hari waktu dipampangkannya seluruh amalan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:
Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.”
Semoga Allah mudahkan bagi kita untuk mendapatkan kemudahan hisab semacam ini di akhirat kelak saat hari perhitungan. Aamiin Yaa Mujibad Du’aa’.
Salamdakwah
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini