Orang-orang radikal itu pun masuk di kampusku IPDN
Baca Juga :
Orang-Orang Radikal Itu Pun Masuk di Kampusku "IPDN"
--------------------------
Beberapa hari yang lalu publik terperangah oleh pernyataan salah seorang pimpinan ormas besar di Tanah Air, beliau hadahullah (semoga Allah memberikannya hidayah) menyatakan nilai-nilai radikalisme sudah menyebar ke sejumlah lembaga pendidikan tinggi, "Seperti di ITB, IPB, ITS dan lainnya," bahkan tanpa beban mengatakan “Melihat film porno lebih baik dari pada menonton ceramah provokatif dari teroris. Karena kalau lihat porno, pasti sambil beristighfar."
Jika Indikator seorang ustadz atau penceramah menyebarkan paham radikal/ teroris adalah sebab berjenggot dan celana cingkrang, pun demikian dengan IPDN, Jatinangor yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari ITB, Kampus I di jalan Ganesha, Bandung yang ada Masjid Salman-nya. Entah dari mana datangnya, ustadz-ustadz berjenggot dan bercelana cingkrang itu merambah masjid "Darul Ma'arif" kampusku.
Dan memang radikal, dulunya kampus ini memiliki reputasi yang negatif, bahkan oleh tetangga pun dicap kurang baik. Praja, sebutanku di tempat ini, bagi sebagian orang memiliki kesan sangar, keras dan arogan. Tapi lihatlah sekarang, arus radikalisasi makin nampak, sepertinya orang-orang berjenggot itu mulai menancapkan pengaruhnya. Cobalah datang ketika tiba waktu-waktu shalat, masjid itu ramai. Beberapa praja membaca Al-Qur’an. Di sore hari jelang maghrib sebagian sibuk diskusi dalam halaqah-halaqah, membahas kitab-kitab para ulama. Apalagi saat ini, di bulan ramadhan praja-praja itu sibuk mengatur makanan untuk ifthar, persiapan tempat shalat, di sudut-sudut masjid mereka melanggamkan Al-Qur'an. Kesan sangar yang dulu melekat, berganti kesantunan.
Saking radikalnya kampus ini, tidak pernah terjadi gesekan di antara sesama praja walaupun berbeda-beda keyakinan, aku pun dulu sekamar dengan orang-orang yang berbeda keyakinan denganku. Kata-kata orang berjenggot itu telah masuk, mereka mengajari bagaimana adab bertetangga, bermuamalah dengan orang berbeda keyakinan. Ketakutan pecahnya NKRI sebab ceramah orang-orang itu tak terbukti, bahkan sebaliknya. Mereka pun mengajariku, bagaimana menghadapi penguasa, menyampaikan kritik tanpa menjatuhkan kehormatannya, demo bukan solusi begitu kata-katanya. Toh jika untuk demo pun mereka mengingatkan kami, bagaimana mungkin ceramah-ceramah mereka mengajak kami untuk makar, apalagi untuk berubah menjadi teroris.
Isi ceramah orang-orang berjenggot itu pun melekat kuat dibenakku, mereka mencuci otakku, Hadist Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengatakan "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya," seakan membayang di telingaku.Atau kata-katanya, Negeri ini akan baik jika pemimpin-pemimpinnya bertaqwa.
Tetangga kami yang dulu enggan menyapa kami, mulai berdatangan, apalagi ketika orang-orang berjenggot itu mengisi kajian. Mereka memang radikal...
ini ceritaku di kampus itu
#CintaIslam#Cinta IPDN#Generasi Baper (pembawa perubahan) #Rindu ramadhan di Jatinangor
Sumber : lalu Ridho arindhi
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini