Menengok sejarah : siapa yang mempopulerkan istilah nama Wahabi?
Baca Juga :
MENENGOK SEJARAH
Siapa saja yang mempopulerkan dan menyematkan istilah Wahabi terhadap dakwah Tauhid di Indonesia?
1. Pertama; Kaum kolonialis dan imperialis (penjajah dan para pelayannya), maka tidak heran jika dulu tuanku Imam Bonjol mendapat stigma wahabi dari penjajah agar kaum muslim awam lari darinya dan tidak mendukung perjuangannya. Bahkan dewasa inipun masih ada kelompok yang menggugatkepahlawanan ulama Minang tersebut.
Termasuk juga yang mendapat stigma tersebut adalah: syekh Agus Salim, KH. Ahmad Dahlan, Syeikh Syurkati dan Syekh A. Hassan, KH Mas Mansyur dan yang seperjuangan dengan mereka - rahimahumullah -
2. Kedua; Kelompok yang berkomplot dalam "Nasakom" terutama PKI, mereka sangat getol untuk menghantam MASYUMI, dan yang menjadi korban stigma ini di antaranya adalah: buya M. Natsir, Buya Hamka dan yang seperjuangan dengan beliau -rahimahumullah.
Buya hamka berkata:
“Seketika terjadi Pemilihan Umum, orang telah menyebut-nyebut kembali yang baru lalu, untuk alat kampanye, nama "Wahabi". Ada yang mengatakan bahwa Masyumi itu adalah Wahabi, sebab itu jangan pilih orang Masyumi.
Pihak Komunis pernah turut-turut pula menyebut-nyebut Wahabi dan mengatakan bahwa Wahabi itu dahulu telah datang ke Sumatera. Dan orang-orang Sumatera yang memperjuangkan Islam di tanah Jawa ini adalah dari keturunan kaum Wahabi. (Kitab perbendaharaan lama)
Silakan lihat kutipan buya hamka dihttp:// ujungzaman.blogspot.com/ 2012/01/ buya-hakma-dan-isu-wahabi-d i-indonesia.html?m=1
3. Ketiga; Kelompok di era modern yaitu mereka yang gerah dengan munculnya dai-dai yang mengajak umat kembali kepada al-Asholah (orisinalitas islam). Kelompok yang ketiga ini terdiri dari banyak unsurnya, di antaranya:
a. Kaum sekuler dan liberal
b. Kaum tradisionalis
c. Syiah rafidhah
d. Abangan
Demikianlah dari zaman ke zaman akan muncul stigma-stigma negatif kepada para penyeru tauhid.
Bukankah sejak dulu para nabi juga mendapat gelar dan stigma negatif tersebut ???
Shabran...shabran.. fa innadunya darul bala' wal mihan...
Dar el-Naeem hotel
Tsulatsa': 8 jumada ats-Tsaniyah 1438 H/7 Maret 2017
Akhukum fillah: Fadlan Fahamsyah
Sumber; https://m.facebook.com/ story.php?story_fbid=910889 379066344&id=1000043587140 62
[Copas&PostedBy Fp Ittiba' Rasulullah ].
Siapa saja yang mempopulerkan dan menyematkan istilah Wahabi terhadap dakwah Tauhid di Indonesia?
1. Pertama; Kaum kolonialis dan imperialis (penjajah dan para pelayannya), maka tidak heran jika dulu tuanku Imam Bonjol mendapat stigma wahabi dari penjajah agar kaum muslim awam lari darinya dan tidak mendukung perjuangannya. Bahkan dewasa inipun masih ada kelompok yang menggugatkepahlawanan ulama Minang tersebut.
Termasuk juga yang mendapat stigma tersebut adalah: syekh Agus Salim, KH. Ahmad Dahlan, Syeikh Syurkati dan Syekh A. Hassan, KH Mas Mansyur dan yang seperjuangan dengan mereka - rahimahumullah -
2. Kedua; Kelompok yang berkomplot dalam "Nasakom" terutama PKI, mereka sangat getol untuk menghantam MASYUMI, dan yang menjadi korban stigma ini di antaranya adalah: buya M. Natsir, Buya Hamka dan yang seperjuangan dengan beliau -rahimahumullah.
Buya hamka berkata:
“Seketika terjadi Pemilihan Umum, orang telah menyebut-nyebut kembali yang baru lalu, untuk alat kampanye, nama "Wahabi". Ada yang mengatakan bahwa Masyumi itu adalah Wahabi, sebab itu jangan pilih orang Masyumi.
Pihak Komunis pernah turut-turut pula menyebut-nyebut Wahabi dan mengatakan bahwa Wahabi itu dahulu telah datang ke Sumatera. Dan orang-orang Sumatera yang memperjuangkan Islam di tanah Jawa ini adalah dari keturunan kaum Wahabi. (Kitab perbendaharaan lama)
Silakan lihat kutipan buya hamka dihttp://
3. Ketiga; Kelompok di era modern yaitu mereka yang gerah dengan munculnya dai-dai yang mengajak umat kembali kepada al-Asholah (orisinalitas islam). Kelompok yang ketiga ini terdiri dari banyak unsurnya, di antaranya:
a. Kaum sekuler dan liberal
b. Kaum tradisionalis
c. Syiah rafidhah
d. Abangan
Demikianlah dari zaman ke zaman akan muncul stigma-stigma negatif kepada para penyeru tauhid.
Bukankah sejak dulu para nabi juga mendapat gelar dan stigma negatif tersebut ???
Shabran...shabran.. fa innadunya darul bala' wal mihan...
Dar el-Naeem hotel
Tsulatsa': 8 jumada ats-Tsaniyah 1438 H/7 Maret 2017
Akhukum fillah: Fadlan Fahamsyah
Sumber; https://m.facebook.com/
[Copas&PostedBy Fp Ittiba' Rasulullah ].
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini