Hukum berlebihan terhadap Ustadz
Baca Juga :
USTADZKU FAVORITKU
Mempavoritkan seorang ustadz itu wajar dan lumrah. Apalagi bila ilmu dan akhlaknya ma shaa Allah. Namun terkadang sering jatuh kepada sikap berlebihan. Marah karena ustadznya, benci karena ustadznya, cinta juga karena ustadznya.
Ketika ustadznya menghukumi untuk menghajr seseorang, maka ia hajr orang tersebut tanpa melihat sebab musababnya dan tanpa tabayyun terlebih dahulu.
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah memberi kita nasehat. Beliau berkata:
Apabila seorang guru atau ustadz menyuruh untuk menjauhi seseorang atau menghajrnya atau semisalnya, hendaknya dilihat; bila orang tersebut telah melakukan dosa secara syariat maka ia diberi sanksi sebatas dosanya saja dan tidak boleh lebih.
Dan bila ia tidak melakukan dosa secara syariat, maka tidak boleh memberinya sanksi hanya karena mengikuti keinginan guru.
(Majmu fatawa jilid 28).
Coba deh perhatikan perkataan beliau yang indah ini..
Terkadang ustadz kita mencela atau mengkritik seseorang, lalu kita ikut mencelanya dan terkadang menyikapinya bagaikan musuh. Padahal kalaupun misalnya ia salah, hendaknya diberi udzur terlebih dahulu, mungkin ia jatuh kepada kesalahan karena kelalaian atau yang lainnya.
Seorang ustadzpun seharusnya jangan malah membuat semakin besar api permusuhan, sehingga akibatnya ikhwah pun terkotak-kotak bahkan tidak saling menegur.
Syaikhul islam ibnu Taimiyah dalam majmu fatawa jilid 28 berkata menasehati kita:
Para guru tidak boleh mengotak-ngotak manusia dan melakukan sikap yang menimbulkan permusuhan dan kebencian. Tetapi hendaknya mereka bagaikan saudara yang saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa sebagaimana firman Allah Ta'ala:
وَتَعَاوَنُواْ على الْبرِّ وَالتَّقْوَي وَلاَ تَعَاوَنُواْ على الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan takwa dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. (QS. Al Maidah: 2)
Terkadang ketika ustadz gak suka sama seseorang, ia ungkapkan kepada murid-muridnya sehingga timbul permusuhan dan kebencian. Padahal tak layak ia lakukan demikian. Tapi hendaknya ia memberi contoh yang baik kepada murid-muridnya untuk memberi seribu udzur kepada sesama kaum mukminin dan tidak mudah mencela atau berburuk sangka.
Inilah nasehat untuk diriku dan ikhwah sekalian. Semoga bermanfaat.
👤 Ust. Badru Salam, Lc -hafizhahullah-
🌐 salamdakwah.com
Alhikmahjkt
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini