Kajian jangan pilih-pilih judul
Baca Juga :
Anda kadang kurang memandang majelis taklim yang sepi; namun boleh jadi nama-nama pemateri dan hadirinnya dikenal oleh penduduk langit; karena keikhlasan dan kekhusyuan. Tanpa kamera, streaming dan tanpa apapun selain apa adanya ngaji. Anda pun tidak tertarik. Tidak seru. Tidak ramai.
Anda seringkali membangga-banggakan majelis taklim yang ramai; namun boleh jadi mayoritas hadirin-hadiratnya tidak mendapatkan faedah dan keimanan tidak bertambah. Karena ada niatan duniawi melampaui niatan ilmu dan amal. Atau karena terlalu penuh.
Tidak ada yang sudi memotret majelis yang sepi.
Tentu ada yang rela memotret majelis yang membludak.
Euforia dakwah Sunnah patut disyukuri; namun semua pihak harus berhati-hati. Hal yang jarang ditemukan, harganya kian mahal. Tetapi ketika sudah ada di mana-mana, kualitas kurang dijaga. Jika konon dakwah Sunnah dikenal dengan bertaburannya hujjah dan dalil serta dibalut dengan ketegasan namun tetap lembut dan berhikmah, maka dikhawatirkan jika suatu masa akan dikurangi hingga dakwah Sunnah dikenal dengan retorika bagus, mimik bermain dan cukup menghibur.
Kadang kami bertemu/berkumpul dengan beberapa panitia kajian. Ya, panitia kajian dakwah Sunnah. Namun, kami tetap melihat sebagian dari mereka belum 'tunduk pada dalil'. Masih mengedepankan emosi dan hawa ketika pekerjaan bersyubhatnya 'terganggu'. Masih mencari fatwa ustadz yang toleran terhadap penghasilannya. Jika panitia saja begitu, maka apalah lagi orang awamnya?!
Bukan keputusasaan yang kami tebar di sini. Tapi hendaknya sesiapa yang duduk di depan, menggagas kualitas dan punya sikap tegas namun tetap lembut. Keletihan safar dan kesibukan jangan sampai menghancurkan porsi belajar. Persiapan untuk materi harus betul-betul.
Jika guru sayang pada muridnya, maka guru akan mempersiapkan yang terbaik untuk muridnya; sebelum murid itu sadar bahwa gurunya akan mengajarnya.
Jika guru tidak sayang pada muridnya, maka guru datang mengajar lalu selesai. Tak ada ruh. Tak ada apapun yang disiapkan untuk murid. Karena bagi guru semisal ini, murid itu bukan murid, cuma pengunjung masjid.
Jika ingin memiliki murid yang menghargai ilmu, maka hendaknya guru mempersiapkan dan menghargai ilmu juga pencarinya.
Hasan aljaizy
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini