Susahnya jadi orang Islam, ini haram itu haram
Baca Juga :
SUSAHNYA JADI ORANG ISLAM
Sahabatku, betapa banyak orang islam yang berkata: “susahnya menjadi orang Islam, gini haram gitu haram”. Ada pula yang berkata: apa nilai lebih yang saya dapat dari Islam? Ada pula yang berkata: “kapan ummat Islam bisa maju, kalau kita masih sibuk ngurusi qunut sunnah atau bid’ah, bunga bank haram, …..?
Mungkin anda pernah mendengar atau bahkan pernah mengucapkan kata kata semisal di atas.
Ketahuilah sahabatku sekalian, sejatinya pemikiran semisal di ataslah yang menjadikan ummat Islam mundur dan terus mundur. Ucapan di atas dengan berbagai teks dan modelnya sejatinya adalah gambaran nyata tentang rendahnya mental dan keinginan kita.
Sahabatku; sadarilah bahwa Islam tidak butuh kepada kehadiran saya dan tidak pula anda. Namun saya dan andalah yang butuh kepada Islam. Islam akan tetap eksis dan jaya dengan saya dan anda ataupun tanpa saya dan juga tanpa anda.
Karena itu, tidak pantas bagi anda untuk berkata: kapan Islam bisa menjadikan saya berjaya atau kaya. Namun katakanlah kapan dan bagaimana saya bisa berkorban demi tegaknya Islam.
Sahabat Syaddad bin Al Haad radhiallahu anhu mengisahkan: suatu hari ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang dalam peperangan, datanglah seorang arab baduwi. Ia datang menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengutarakan keislamannya.
Tidak beberapa lama, kaum muslimin berhasil memenangkan peperangan, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sllam segera membagikan rampasan perang kepada seluruh pasukan.
Lelaki baduwi tersebut walau belum sempat ikut berperang , namun demikian ia turut mendapat bagian dari rampasan perang.
Walau mendapat bagian, lelaki baduwi tersebut enggan untuk menerima bagian tersebut, dan ia mengutarakan alasan dari sikapnya dengan berkata:
“Bukan karena ini aku berbaiat kepadamu. Aku berbaiat kepadamu agar leherku ini terkena anak panah di jalan Allah sehingga aku terbunuh lalu masuk surga.”
Nabi shallahu alaihi wa sallam menimpali ucapan lelaki baduwi ini dengan bersabda:
“Jika engkau jujur maka Allah pasti mengabulkan ucapanmu.”
Tidak selang beberapa lama, peperangan kembali berkecamuk, dan lelaki baduwi itupun turut berperang melawan musuh. Dan kemudian lelaki baduwi itu dihadapkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan leher yang telah ditembus anak panak, tepat di tempat yang ia tunjuk ketika berbicara dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Segera Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkafani lelaki itu dengan jubbah beliau, lalu menshalatinya.
Diantara ucapan doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk lelaki itu ialah:
“Ya Allah, ini adalah hamba-Mu datang untuk berhijrah di jalan-Mu, lalu ia terbunuh sebagai seorang syahid, dan aku sebagai saksinya.” ( An Nasai dan lainnya)
Demikianlah sobat, mereka masuk Islam bukan agar dapat hidup, maju, untung atau sukses. Namun sebaliknya, mereka hidup agar Islam jaya. Kalaupun kejayaan Islam harus ditebus dengan hidupnya maka mereka rela mengorbankan hidupnya demi kejayaan Islam.
👤 Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri, MA, حفظه الله تعالى
🌐 bbg-alilmu.com
Sahabatku, betapa banyak orang islam yang berkata: “susahnya menjadi orang Islam, gini haram gitu haram”. Ada pula yang berkata: apa nilai lebih yang saya dapat dari Islam? Ada pula yang berkata: “kapan ummat Islam bisa maju, kalau kita masih sibuk ngurusi qunut sunnah atau bid’ah, bunga bank haram, …..?
Mungkin anda pernah mendengar atau bahkan pernah mengucapkan kata kata semisal di atas.
Ketahuilah sahabatku sekalian, sejatinya pemikiran semisal di ataslah yang menjadikan ummat Islam mundur dan terus mundur. Ucapan di atas dengan berbagai teks dan modelnya sejatinya adalah gambaran nyata tentang rendahnya mental dan keinginan kita.
Sahabatku; sadarilah bahwa Islam tidak butuh kepada kehadiran saya dan tidak pula anda. Namun saya dan andalah yang butuh kepada Islam. Islam akan tetap eksis dan jaya dengan saya dan anda ataupun tanpa saya dan juga tanpa anda.
Karena itu, tidak pantas bagi anda untuk berkata: kapan Islam bisa menjadikan saya berjaya atau kaya. Namun katakanlah kapan dan bagaimana saya bisa berkorban demi tegaknya Islam.
Sahabat Syaddad bin Al Haad radhiallahu anhu mengisahkan: suatu hari ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang dalam peperangan, datanglah seorang arab baduwi. Ia datang menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengutarakan keislamannya.
Tidak beberapa lama, kaum muslimin berhasil memenangkan peperangan, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sllam segera membagikan rampasan perang kepada seluruh pasukan.
Lelaki baduwi tersebut walau belum sempat ikut berperang , namun demikian ia turut mendapat bagian dari rampasan perang.
Walau mendapat bagian, lelaki baduwi tersebut enggan untuk menerima bagian tersebut, dan ia mengutarakan alasan dari sikapnya dengan berkata:
“Bukan karena ini aku berbaiat kepadamu. Aku berbaiat kepadamu agar leherku ini terkena anak panah di jalan Allah sehingga aku terbunuh lalu masuk surga.”
Nabi shallahu alaihi wa sallam menimpali ucapan lelaki baduwi ini dengan bersabda:
“Jika engkau jujur maka Allah pasti mengabulkan ucapanmu.”
Tidak selang beberapa lama, peperangan kembali berkecamuk, dan lelaki baduwi itupun turut berperang melawan musuh. Dan kemudian lelaki baduwi itu dihadapkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan leher yang telah ditembus anak panak, tepat di tempat yang ia tunjuk ketika berbicara dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Segera Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkafani lelaki itu dengan jubbah beliau, lalu menshalatinya.
Diantara ucapan doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk lelaki itu ialah:
“Ya Allah, ini adalah hamba-Mu datang untuk berhijrah di jalan-Mu, lalu ia terbunuh sebagai seorang syahid, dan aku sebagai saksinya.” ( An Nasai dan lainnya)
Demikianlah sobat, mereka masuk Islam bukan agar dapat hidup, maju, untung atau sukses. Namun sebaliknya, mereka hidup agar Islam jaya. Kalaupun kejayaan Islam harus ditebus dengan hidupnya maka mereka rela mengorbankan hidupnya demi kejayaan Islam.
👤 Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri, MA, حفظه الله تعالى
🌐 bbg-alilmu.com
Alhkmahjkt
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini