Bekal yang sia-sia
Baca Juga :
*BEKAL YANG SIA-SIA*
Bagaimana bekal yang sia-sia menuju akhirat?
Ibnul Qayyim memberikan nasehat yang sangat indah,
العَمَلُ بِغَيْرِ اِخْلاَصٍ وَلاَ اِقْتِدَاءٍ كَالمُسَافِرِ يَمْلَأُ جِرَابُهُ رَمْلاً يُثْقِلُهُ وَلَا يَنْفَعُهُ
_*“Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa ransel berisi pasir. Bekal pada ransel tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa.” (Al-Fawa’id, hlm. 81)*_
Itulah bekal yang sia-sia, berat namun tidak manfaat.
Amalan yang dilakukan *tidak ikhlas (riya’ dan sum’ah)*, juga amalan yang *tanpa tuntunan Rasul (bid’ah)* itulah yang jadi bekal sia-sia.
Jangan sampai kita membawa bekal yang sia-sia padahal perjalanan kita begitu berat menuju akhirat.
👤 Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
🌐 rumaysho.com
Al-Hikmah
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini