Hukum berkata kota ini maju karena Walikota atau presiden
Baca Juga :
Kota ini maju karena Walikota
Di antara kenikmatan yang berikan Allah ﷻ kepada manusia adalah dapat hidup nyaman di sebuah kota atau negara. Merasakan ketenangan, aman dan mudah dalam mencari rezeki.
Namun mereka lupa bahwa yang memberikan seluruh kenikmatan tersebut adalah Allah ﷻ. Sehingga mereka menyandarkan kenikmatan tersebut kepada walikota, gubernur atau presiden. Padahal mereka semua hanyalah wasilah saja, yang tidak mampu memberikan manfaat dan madharat kecuali atas kehendak Allah ﷻ.
Menyandarkan kenikmatan kepada makhluk termasuk salah satu bentuk kesyirikan atau menyekutukan Allah ﷻ. Seperti mengatakan:
- seandainya bukan karena walikota, kota ini sudah kacau
- negara kita maju karena presiden
- kalau tidak ada anjing menggonggong, rumah kita sudah kecurian
Dan kalimat-kalimat semisalnya..
Abdullah Bin Abbas radhiyallahu 'anhuma menceritakan ada seseorang berkata kepada Nabi ﷺ :
مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ
“Atas kehendak Allah dan kehendakmu”
Maka Nabi ﷺ berkata kepadanya:
أَجَعَلْتَنِي للهِ عِدْلاً، بَلْ مَا شَاءَ اللهُ وَحْدَهُ
“Apakah engkau menjadikan aku sama seperti Allah?, akan tetapi (katakanlah) “Atas kehendak Allah semata.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Dalam hadits riwayat Hudzaifah, Nabi ﷺ bersabda :
لاَ تَقُوْلُوا مَا شَاءَ اللهُ وَشَاءَ فُلاَنٌ، وَلَكِنْ قُوْلُوْا : مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شَاءَ فُلاَنٌ
“Janganlah kalian berkata: “Atas kehendak Allah dan kehendak si fulan”, akan tetapi katakanlah: “Atas kehendak Allah, kemudian kehendak si fulan.” (HR Ibnu Majah (2118) dan Imam Ahmad (5/393)).
Dalam hadits tersebut Rasulullah ﷺ melarang seseorang menyandarkan suatu kenikmatan kepada makhluk, dan menyamakan peran Allah ﷻ dan peran makhluk. Seperti mengatakan: karena kehendak Allah DAN Rasulullah. Kata DAN di sini dilarang, karena seolah-olah menyamakan Rasulullah dengan Allah, dan inilah yang disebut kesyirikan..
Lalu bagaimana cara kita mengungkapkan syukur kepada Allah ﷻ dan kepada manusia yang memiliki peran baik tersebut? Maka Rasulullah ﷺ memberikan cara yang baik dan tidak mengandung kesyirikan. Yaitu dengan mengucapkan: Karena kehendak Allah ﷻ KEMUDIAN kehendakmu. Kalimat KEMUDIAN, menunjukkan penyandaran kenikmatan tetap kepada Allah ﷻ, dan setelahnya kepada manusia yang memang memiliki peran dan sebab riil. Namun tetap yang besar dan utama adalah atas kehendak Allah ﷻ semata.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, agar tidak menyekutukan-Mu, sedangkan aku mengetahui dan aku meminta ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad 4/403 dan imam yang lain, lihat Shahihul Jami’ 3/233, dan Shahihut Targhrib wat Tarhib oleh al-Albani 1/19)
Andy fahmi
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini