Ketika dakwah sunan kalijaga yang bercampur adat budaya dan bidah ditentang oleh sunan walisongo lain
Baca Juga :
Bismillah..
📝 MENGAPA ADAT MELEKAT DENGAN SYARI'AT? BERIKUT SEDIKIT KISAHNYA 📝
Oleh : Abdullah Ibnu Muhammad
Dahulu, para sunan atau yg dikenal Walisongo melakukan pertemuan guna membahas penyebaran dakwah Islam. Disana, Sunan Kalijaga mengusulkan agar adat istiadat orang Jawa seperti selamatan, bersaji tidak ditentang keras. Sebab, kalau ditentang keras mereka akan menjauh dari ulama. Tapi, adat istiadat itu diberi warna Islam. Namun usulan itu ditentang Sunan Ampel yang khawatir adat istiadat itu nantinya dikira ajaran Islam dan bisa menjadi bid’ah. Namun pendapat Sunan Kalijaga didukung Sunan Kudus. Alasannya, banyak ajaran agama Buddha dan Hindu mirip-mirip Islam, yakni kewajiban orang kaya menolong orang miskin. Soal kekhawatiran Sunan Ampel yang khawatir adat istiadat orang Jawa nantinya dianggap ajaran Islam, Sunan Kudus berkeyakinan di belakang hari nanti ada yang akan menyempurnakannya. Karena perdebatan cukup sengit akhirnya diambil keputusan melalui suara terbanyak. Akhirnya pendukung Kalijaga ada lima wali, sedangkan pendukung Sunan Ampel dua wali, yakni Sunan Giri dan Sunan Drajat. Keduanya, Sunan Drajat maupun Sunan Giri, adalah anaknya Sunan Ampel. Akhirnya Raden Rahmat atau Sunan Ampel mau menerima keputusan itu.. (Sumber : Literatur WaliSongo karangan MB Rahimsyah)
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwasanya pada zaman dahulu pun para wali sudah berdebat masalah Bid'ah. Namun, mereka menilai bahwasanya penyebaran Islam dengan mayoritas penduduk Hindu-Buddha lebih diutamakan daripada memperkenalkan Sunnah..
Dan, mereka yakin bahwa kelak dimasa mendatang akan ada orang-orang yang meluruskan aqidah umat dengan mengajak pada pemahaman Shalafus Shalih..
Barakallah..
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini