Ahlul bidah gagal paham tentang sifat Allah
Baca Juga :
AHLUL BID'AH GAGAL PAHAM TENTANG SIFAT ALLAH
- Ahlul bid'ah selalu gagal paham dalam urusan agama terutama dalam masalah aqidah terkhusus lagi tentang masalah penetapan sifat-sifat Allah. Mereka mengira dan memvonis dengan kegagalan paham mereka bahwa barangsiapa yang menetapkan sifat-sifat Allah yang sesuai dengan kebesaran dan kemuliaan-Nya seperti sifat wajah, tangan, cinta, marah, ridha, istiwa'/tinggi di atas 'Arsy, turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan lain sebagainya yang tercantum dalam Al-Quran atau hadits yang shahih, maka dia termasuk mujassimah/musyabbihah (menyerupakan Allah dengan makhluk).
- Dan inilah ciri ahlul bid'ah seperti yang dikatakan oleh Imam Abu Hatim Ar-Razi (wafat tahun 277 H) rahimahullahu: Tanda kelompok Jahmiyah adalah menggelari Ahlussunnah dengan musyabbihah.
(Ashlu As-Sunnah Wa I'tiqad Ad-Din oleh Abu Hatim Ar-Razi dan Abu Zur'ah Ar-Razi dengan syarahnya Al Intishar Bi Syarhi Aqidah Al-Aimmah Al-Amshar hal. 377 oleh Syaikh Dr. Muhammad Musa Alu Nashr rahimahullahu dan Lihat pula Aqidah As-Salaf Wa Ashabi Al-Hadits hal. 305 oleh Imam Ash-Shabuni Asy-Syafi'i rahimahullahu)
- Inilah ucapan Imam At-Tirmidzi (penulis kitab Sunan At-Tirmidzi yang wafat tahun 279 H rahimahullahu) dan ucapan ulama salaf yang lain yang membantah Ahlul bid'ah tersebut serta membongkar kesesatan dan kegagalan paham mereka. Imam At-Tirmidzi rahimahullahu setelah meriwayatkan hadits shahih (no. 661 dan 662 kitab zakat bab keutamaan sedekah) "Tidaklah seseorang bersedekah dari yag baik -dan Allah tidak menerima kecuali dari yang baik- melainkan Allah yang Maha Penyayang akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya..." beliau berkata: Para ulama berkata tentang hadits ini dan yang semisalnya dari hadits-hadits tentang sifat Allah seperti hadits turunnya Allah setiap malam ke langit dunia: Telah tetap (shahih) riwayat-riwayat ini, maka (wajib) untuk diimani dan tidak boleh gagal paham (tentangnya) serta tidak boleh ditanyakan bagaimananya (sifat-sifat Allah)? Demikianlah yang diriwayatkan dari Imam Malik, Sufyan bin 'Uyainah dan Abdullah bin Al-Mubarak rahimahumullahu, mereka mengatakan tentang hadits-hadits tersebut: Tetapkan (sesuai zhahirnya) tanpa dibayangkan (bagaimananya sifat-sifat tersebut). Inilah ucapan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah (yang asli). Adapun kelompok Jahmiyah, maka mereka mengingkari riwayat-riwayat ini dan mereka berkata: Ini adalah tasybih (menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk). Padahal Allah telah banyak menyebutkan dalam Al-Quran (tentang sifat-sifat-Nya) seperti sifat tangan, pendengaran, dan penglihatan. Namun kelompok Jahmiyah mentakwilkan ayat-ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsir yang tidak sesuai dengan penafsiran para ulama (Ahlussunnah wal Jamaah yang asli). Kelompok Jahmiyah mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan Nabi Adam dengan tangan-Nya. Dan mereka berkata: Sesungguhnya arti tangan disini adalah kekuatan. Ishaq bin Rahawaih (gurunya Imam Al-Bukhari) rahimahullahu mengatakan: Sesungguhnya yang dinamakan tasybih itu apabila dikatakan tangan (Allah) sama dengan tangan (makhluk), pendengaran (Allah) sama dengan pendengaran (makhluk). Ini yang dinamakan tasybih. Adapun mengatakan/menetapkan seperti yang Allah katakan/tetapkan dari sifat tangan, pendengaran dan penglihatan. Dan tidak membagaimanakan sifat tersebut serta tidak mengatakan pendengaran (Allah) sama dengan pendengaran (makhluk), maka ini bukan termasuk tasybih. Inilah yang telah Allah firmankan:
لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Asy-Syura: 11).
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini