Kisah : dulu benci, sekarang malah jatuh cinta
Baca Juga :
*DULU BENCI, SEKARANG MALAH JATUH CINTA*
Bismillah.
Dulu, saya kira manhaj salaf ini radikal. Mau menang sendiri. Mendefinisikan semuanya tergantung kebutuhan mereka dan merasa benar sendiri. Dulu, saya pikir Manhaj Salaf ini menjadikan orang anti sosial. Membuat orang tidak lagi membutuhkan dunia. Membuat orang bermasa bodoh dengan lingkungan. Bahwa dikepala saya ketika itu mengenai Manhaj Salaf adalah sekumpulan orang-orang yang tidak peduli dengan orang lain, hanya pada diri sendiri. Adalah orang-orang yang asyik dengan diri sendiri dan Tuhan. Padahal Agama tidak hanya "Hubungan kepada Allah", tapi juga "Hubungan kepada sesama makhluk" sehingga Manhaj Salaf ini dipikiran saya, benar-benar melupakan dan tidak melaksanakan "hubungan kepada sesama makhluk". Seiring waktu berjalan, beberapa teman saya justru menasbihkan diri sebagai Salafi. Saya marah. Emosi. Tidak terima! Yang saya lakukan ketika itu adalah menelponnya dan mengutarakan secara terang-terangan tentang apa yang saya rasa.
"Kau lakukan saja yang ko yakini, saya juga begitu, sob" Seperti itu, kata teman saya. Saya oke kan.
Seiring waktu berjalan. Saya melihat ada perubahan yang amat sangat besar pada teman saya. Caranya beribadah, caranya berpakaian dan caranya memperlakukan orang-orang disekitarnya dan saya, yang hari ini saya ketahui sebagai adab.
Demi Allah saya jatuh cinta dan mengagumi adab teman saya ini. Lama waktu berlalu, saya sebatas mengagumi namun tidak mengikuti. Hanya itu.
Seiring berjalannya waktu, saya coba-coba mengikuti mereka. Coba-coba saja. Mau tahu apa dan bagaiaman rasanya menjadi mereka. Dan Alhamdulillah, sampai hari ini dan sampai tulisan ini dibuat, rasa syukur menyelimuti diri saya karena berkat coba-coba itu, saya menemukan jalan yang nikmat, yang nyaman, yang In Syaa Allah di rahmati oleh Allah tabarakahu wataala. Bahkan sampai tulisan ini saya ketik, mata saya berkaca-kaca saking bersyukur dan beruntungnya saya.
Nah, Mengenai hubungan ke sesama makhluk (manusia, dll) yang dulu saya sempat menjustifikasi Manhaj Salaf ini dengan "kumpulan orang-orang yang hanya peduli dengan diri mereka sendiri"...itu adalah kesalahan saya. Kebodohan saya. Saya menyadari bahwa dulu hati saya lah yang keras. Tidak mau menerima kebenaran. Menuhankan akal. Mata saya tertutupi oleh hal-hal yang buruk sehingga saya tidak melihat dengan mata yang terang.
Begini, saya beritahukan satu saja adab dalam berhubungan ke sesama makhluk, satu saja. Dulu, saya perokok aktif. Sebelum shalat, saya merokok. Otomatis pakaian saya bau rokok. Adab yang saya pelajari di Manhaj Salaf bahwa jangan mengganggu orang dengan bau rokok yang menempel di tubuh dan pakaianmu, hanya dengan itu saja saya sudah bisa dikatakan mendzolimi orang lain. Saya perokok, tubuh dan pakaian saya bau rokok dan ketika seorang lain yang terganggu dengan bau rokok karena saya, maka saya mendzolimi orang tersebut. Maa Syaa Allah.
Inilah Manhaj Salaf. Jalan ternyaman bagi saya. Jalan penuh kenikmatan. Jalan yang rasanya amat mudah meneteskan airmata karena takut, karena syukur, karena nikmat. Jalan yang dipenuhi teman-teman yang saling bantu dan saling tolong menuju kebaikan. Inilah Manhaj Salaf, jalan yang In Syaa Allah bagi saya, saya lebih ikhlas jika seluruh harta benda saya diambil ketimbang hidayah yang saya dapat.
Dari saya, Abdan Yusuf.
(Sumber: Fb Muhammad Yusuf Abdan)
_____
Facebook, Instagram:
@luckyandreansanusi
Teruslah menjadi *PEMBELAJAR*
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini