••

Hadits Maudhu' (Palsu)

---------

Poin no 1 hingga 3 tidak terdapat dalam kitab-kitab Hadits, namun kami temui dalam kitab "Nuzhatul Majalis" dari Abu Hurairah,

📌 Imam Baihaqi dan as-Suyuthi berkata:

Setiap hadits yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab ulama terdahulu, maka pastilah hadith itu tidak sahih

📚 (Manaqib as-Syafi'ie 2/321; al-Matsnuni wa al-Battar 2/29).

Dan kitab "NUZHATUL MAJALIS" merupakan kitab yang banyak memuat hadits-hadits Palsu.

📌 KH Ahmad Barizi bin Fathullah Madura berkata:

Kitab

•"Bada’uz Zuhur",

•"NUZHATUL MAJALIS",

•"Durratun Nashihin",

•"Daqaiqul Akhbar"

dan yang serupa dengannya TIDAK termasuk kitab-kitab berstandar.

Sebab hadits-hadits palsu yang terdapat di dalamnya lebih banyak dari pada yang tidak palsu.

Oleh sebab itu, seorang muslim tidak patut mengutip hadits dari kitab-kitab tersebut kecuali setelah merujuk kepada kitab-kitab hadits yang shahih...

📚 (Ithaf Al-Muhibb As-Sail bi Ajwibah As-Sab’ Al-Masail hlm. 9-11, masalah ke-5)

Poin 3 ada riwayat dari ad-Dailami, namun derajatnya naik 40 tingkat bukan 70 tingkat, akan tetapi Status Haditsnya MUNKAR

📌 Poin No 4 berasal dari hadits Riwayat Imam Bukhari no.2311

📌 Poin nomor 5 berasal dari Hadits Riwayat An-Nasai dalam Al-Yaum wal Lailah, Syeikh Al-Albani mengatakan statusnya Shahih.

Atau bisa dilihat pada postingan pada tanggal 17 Oktober 2021, kami telah menjelaskan status yang Shahih Dan Yang Dha'if

■ Maka yang bisa diamalkan hanya poin 4 dan 5, karna bersumber dari hadits yang Shahih.

Adapun poin 1-3 berasal dari hadits yang Maudhu' (Palsu), Hadits palsu tidak boleh diamalkan.

Allahu'alam

----------