Puji pujian yang tak terpuji antara azan dan iqomat
Baca Juga :
PUJI-PUJIAN YANG TAK TERPUJI
Bismillaah...
Masih sering kita dapati di sebagian masjid dilantunkan puji-pujian dan shalawatan antara adzan dan iqomat, terutama sebelum shalat shubuh dan shalat maghrib.
Sebagian puji-pujian ini menggunakan bahasa Arab, sebagiannya lagi menggunakan bahasa daerah. Bahkan terkadang yang melantunkannya adalah sekelompok anak-anak yang (maaf) bukannya melantunkan shalawat dengan baik, tapi seperti hanya berteriak-teriak di depan mic.
Apa yang dilakukan ini kurang tepat menurut kacamata syariat.
Untuk menunggu iqomat, kita disunnahkan untuk menegakkan shalat sunnah qabliyah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits..
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam mengatakan : “Di antara setiap azan dan iqamat ada salat.” Beliau mengulanginya 3 kali, sembari mengatakan pada kali ketiga, “… bagi mereka yang ingin untuk mengerjakannya.” [Abdullah bin Mugaffal radhiyallaahu anhu, HR. Bukhari dan Muslim]
Demikian juga kita disunnahkan untuk memperbanyak doa karena waktu tersebut adalah waktu yang mustajab sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits,
Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، فَادْعُوا
“Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa (yang dipanjatkan) di antara adzan dan iqamah, maka berdoalah (di waktu itu).” [HR. Ahmad no. 12584, sanad hadits ini shahih sebagaimana penilaian Syaikh Syu’aib Al-Arnauth]
Puji-pujian yang dilantunkan dengan speaker luar ini, selain menimbulkan gangguan pada lingkungan sekitar karena durasinya yang cukup lama (sekitar 10 s.d 15 menit), juga menimbulkan gangguan kepada masjid-masjid yang ada sekitar.
Masjid-masjid yang lain yang sudah memulai ibadah shalat berjamaah menjadi terganggu. Suara imam mereka tidak terdengar jelas karena suara puji-pujian yang masih terdengar.
Bahkan di suatu masjid, pernah terjadi makmum tidak tahu kalau imam sudah bangkit dari ruku' karena suara imam tidak terdengar disebabkan bisingnya puji-pujian dan shalawatan dari masjid terdekat.
Saudaraku kaum muslimin yang semoga dirahmati oleh Allah...
Saya mohon maaf apabila yang disampaikan kurang berkenan di hati.
Tidak selayaknya puji-pujian seperti ini dilakukan. Masjid harusnya menjadi pusat rahmat dan kasih sayang, bukan menjadi sumber gangguan..
Dalam beribadah, kita tidak boleh sampai menimbulkan gangguan kepada orang lain..
Disebutkan dalam sebuah hadits..
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika pergi menemui para sahabat. Saat itu mereka sedang shalat dan mengeraskan suara bacaan shalat mereka. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menegur,
إِنَّ الْمُصَلِّيْ يُنَاجِيْ رَبَّهُ فَلْيَنْظُرْ بِمَا يُنَاجِيْهِ بِهِ وَلَا يَجْهَرْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ بِالْقُرْآنِ
“Sesungguhnya orang yang shalat itu sedang bermunajat kepada Rabbnya. Maka hendaklah ia perhatikan apa yang dia pinta. Dan janganlah sebagian kalian mengeraskan bacaan Al Qur’annya sehingga mengganggu sebagian yang lain”. [HR. Ahmad]
Bukankah muslim sejati itu muslim yang tidak mengganggu orang lain?
Rasulullah ﷺ bersabda,
المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Muslim yang sejati adalah muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Mudah-mudahan ini bisa menjadi masukan yang berarti terutama menjelang Ramadhan yang kan tiba beberapa waktu lagi.
Sekali lagi, mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati.
Wira Bachrun.
@wirabachrun
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini