Apakah memuji negara dan daerah disebut fanatik dalam pandangan Islam?
Baca Juga :
Banyak kita temui para ulama Arab Saudi memuji negeri tempat tinggalnya, baik dalam ceramah maupun buku-buku mereka.
Tidak ada yang menganggapnya sebagai bentuk fanatik kedaerahan. Karena kita tahu itu bentuk tahadduts bin ni'mah, menyebut-nyebut nikmat Allah untuk mensyukurinya bukan untuk berbangga-bangga.
Tapi jika hal itu dilakukan untuk sebuah daerah di Indonesia, sebagian orang menganggapnya sebagai fanatik suku. Aneh memang, padahal satu daerah tidak mewakili suku tertentu. Bahkan tidak pernah ada sebut-sebut suku.
Saya khawatir justru yang bersikap kesukuan adalah mereka yang selalu mengangkat hal ini, selalu mengaitkan dengan suku, dan seperti ingin 'menyaingi' dengan menjelek-jelekkan daerah tersebut, plus bangga tinggal di daerahnya sendiri.
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini