Membongkar kesesatan kitab manaqib syaikh Abdul Qodir Jailani
Baca Juga :
Bismillah
MEMBONGKAR KESESATAN KITAB MANAQIB SYAIKH ABDUL QADIR JILANI
•
Semua orang tahu siapa itu Abdul Qadir Jilani. Mulai dari anak-anak yang berusia kecil sampai orang-orang tua pun tahu tentang Abdul Qadir Jilani. Para tukang becak pun tahu tentang nama tokoh ini. Sampai-sampai jika ada orang yang bernama Abdul Qadir, maka orang akan mudah menghafal namanya disebabkan namanya ada kesama'an dengan nama Abdul Qadir Jailani. Yang jelas, orangnya muslim, tahu deh tentang Abdul Qadir Jilani. Ya, minimal namanya.
Jika nama Abdul Qadir disebut atau didengarkan oleh sebagian orang, niscaya akan terbayang suatu hal berupa kesholehan, dan segala karomah, serta keajaiban yang dimiliki oleh beliau, menurut mereka. Orang-orang tersebut akan membayangkan Abdul Qadir Jilani itu bisa terbang di atas udara, berjalan di atas laut tanpa menggunakan seseuatu apapun, mengatur cuaca, mengembalikan ruh ke jasad orang, mengeluarkan uang di balik jubahnya, menolong perahu yang akan tenggelam, menghidupkan orang mati dan lain sebagainya berupa kisah-kisah palsu yang dibuat-buat oleh orang-orang yang tidak berpengetahuan dari kalangan orang-orang sufi dan lainnya. Jelas semua ini merupakan sikap ghuluw (berlebihan dan melampaui batas).....!!!.
Ghuluw-nya bukan sampai disini saja, bahkan ada suatu kaum yang telah mempersembahkan shalat untuk Syaikh Abdul Qodir Al-Jiilani. Al-Allamah Shiddiq Hasan Khan berkata : "Para ahli bid'ah dan pelaku kesesatan banyak sekali menciptakan bentuk-bentuk shalat yang tak ada dasarnya dalam agama Islam, seperti shalat Rogho'ib dan lainnya. Bentuk shalat yang paling parah, yaitu shalat yang diarahkan ke Baghdad untuk Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Rahimahullah. Shalat ini dan semacamnya termasuk amalan yang mengantarkan manusia ke neraka yang menyala-nyala. Semoga Allah Ta'ala melindungi kita dari perbuatan syirik dan bid'ah, dan memberikan kepada kita taufiq untuk mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah".
(Lihat Abjad Al-Ulum (2/349) karya Al-Allamah Shiddiq Hasan Khon).
Selain itu, sebagian orang telah melakukan nadzar untuk Syaikh Abdul Qadir Jilani Padahal nadzar itu adalah ibadah, sedang ibadah hanya diperuntukkan bagi Allah Ta'ala, bukan untuk makhluk.....!!!.
Karenanya, seorang Ulama' Syafi'iyyah dari Iraq, Al-Imam As-Suwaidiy rahimahullah (wafat 1237 H) pernah mengingkari orang-orang yang bernadzar kepada Syaikh Abdul Qadir Jilani. As-Suwaidiy rahimahullah berkata : "Aku pernah melihat di kota Damaskus (Negeri Syam) sekelompok manusia yang me-nadzar-kan lampu pelita untuk Syaikh Abdul Qadir Jilani. Mereka menggantungnya di atas mimbar-mimbar, dan menghadapkannya ke arah kota Baghdad. Pelita itu terus dinyalakan sampai pagi, sedang mereka meyakini bahwa hal itu termasuk cara yang paling sempurna dalam mendekatkan diri kepadanya. Seakan mereka menyatakan dengan lisan mereka bahwa dimanapun kalian menyalakan pelita-pelita itu, maka disanalah Abdul Qadir Jilani. Ya Allah, anehnya...!! Khurofat macam apakah ini.....??!!".
(Lihat Al-Aqd Ats-Tsamin fi Bayan Masa'il Ad-Diin (hal. 215-216) oleh Ali bin Abis Su'ud Muhammad Al-Abbasiy).
Ketinggian dan keshalihan seseorang terkadang membuat sebagian orang lupa dan lalai dalam bersikap, sehingga ia pun bersikap ghuluw (ekstrim) kepada orang shalih. Inilah yang pernah menimpa ahli Kitab (Nashoro). Mereka --karena amat cintanya kepada Isa--, maka merekapun mengkultuskannya dan bersikap ekstrim dalam memuji dan mendudukkannya. Selayaknya Nabi Isa didudukkan sebagai manusia biasa yang diberi risalah, bukan diposisikan sebagai sembahan dan tandingan di hadapan Allah Ta'ala Yang telah menciptakannya.....!!!.
Kini kebiasaan ghuluw tersebut terulang kembali dalam tubuh kaum muslimin. Mereka mengkultuskan dan ghuluw kepada orang YANG MEREKA ANGGAP shalih, seperti ghuluw kepada Ahlul Bait, kepada orang yang DIANGGAP Wali. Ghuluw kepada Kyai, Ustadz, Gus dan Habib.
Kebiasaan ghuluw ini tumbuh subur di kalangan para penganut Tasawuf. Tak heran jika mereka mengkultuskan Syaikh Abdul Qadir Jilani, dan ghuluw (ekstrim) dalam menyanjungnya sampai ada sebagian diantara mereka yang mengangkatnya sederajat dengan Allah Ta'ala Yang Pencipta lagi Maha Kuasa.
Di Pulau Jawa ada sebagian tempat, masyarakatnya mempunyai kebiasa'an melakukan acara "MANAQIBAN". Dalam acara tersebut dibacakan manakib (sejarah dan keutama'an) dan sebagian sejarah hidup Abdul Qadir Jilani.
Berikut adalah sebagian cerita-cerita (hayal) yang sering dibacakan didalam baca'an ritual Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani :
--- Pada suatu sa'at ada seorang ibu yang sangat bersedih atas kematian anaknya. Maka iapun memohon kepada Abdul Qadir Jilani agar mengembalikan roh anaknya. Serta-merta Abdul Qadir Jilani pun mengejar malaikat maut dan merampas keranjang yang dibawa oleh malaikat maut berisi roh anak tersebut. Walhasil, Abdul Qadir Jailani pun berhasil merampas keranjang itu dan mengembalikan roh itu ke jasad anak ibu tersebut.
--- Syaikh Abdul Qadir Jailani pernah duduk selama 30 tahun dengan tidak bergeser dari tempatnya karena keta'atannya kepada nabi Khidir.
[Lubabul Ma'ani hal. 20]
--- Diceritakan juga bahwa Syaikh Abdul Qadir Jailani pernah bermimpi junub sebanyak 40 kali dalam waktu semalam.
[Lubabul ma'ani, hal. 20-21]
--- Di antara kekeramatan Syaikh Abdul Qadir Jailani, bahwa seekor burung Elang yang terbang di atas majlis syaikh, dimohon kepada angin agar dipenggal leher burung tersebut, maka putuslah leher burung Elang tersebut.[Lubabul Ma'ani, hal. 59]
--- Diantara kekeramatan lainnya. Matinya seorang pelayan karena sorotan mata Syaikh Abdul Qadir Jailani karena kesalahannya tidak sudi meletakkan kendi kearah kiblat.
[Lubabul ma'ani, hal. 58-59]
--- Syaikh Abdul Qadir Jailani menjamin para muridnya masuk surga.
[Lubabul Ma'ani, hal. 80-81]
--- Syaikh Abdul Qadir Jailani mengejar Malaikat Maut untuk membatalkan kematian salah seorang muridnya, sehingga Malaikat Maut mengembalikan lagi ruh yang sudah dicabut tadi.
[Dikutip dari Tafsir al manar, Rasyid Juz XI hal. 423, oleh HAS. Al Hamdanidalam bukunya Sorotan terhadap Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani]
--- Syaikh Abdul Qadir Jailani mendapat sepucuk surat dari Allah.
[Lubabul ma'ani, hal. 89]
Maka jelaslah bahwa cerita-cerita dalam ritual Manaqib tersebut tidak hanya bertentangan dengan syari'at, tapi juga sangat bertentangan dengan akal sehat.....!!!.
Pertanya'annya :
Nyatakah kisah kisah tentang Syaikh yang ada dalam ritual Manaqib itu.....???
Ataukah itu semua hanya cerita hayalan yang dibikin bikin oleh para penggemar berat bid'ah wa khurofat serta orang orang yang ghuluw pada Syaikh.....???
Padahal, Syaikh Abdul Qadir Jailani justru menasehatkan agar menjauhi segala macam kebid'ahan dalam agama.
Berikut beberapa nasehat Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani :
"Janganlah berbuat bid'ah dan sesuatu yang baru dalam agama Allah. Ikutilah para saksi yang adil berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah karena keduanya akan mengantarkanmu kepada Tuhanmu 'Azza wa Jalla. Jika kamu berbuat bid'ah, saksimu adalah akal dan hawa nafsumu sendiri. Keduanya akan mengantarkanmu kepada neraka dan mempertautkanmu dengan Fir'aun, Haman, beserta bala tentaranya. Jangan engkau berhujjah dengan qadr, karena itu tidak akan diterima darimu. Engkau harus masuk Darul Ilmi dan belajar, beramal, lalu ikhlas".
(Syaikh Abdul Qadir Jailani dlm Al Fath Ar Rabbani, al Majlis 47)
"Ber-ittiba'lah dan jangan berbuat bid'ah. Patuhilah dan janganlah membangkang. Bersabarlah dan jangan khawatir. Tunggulah dan jangan berputus asa".
(Al Sya'rani, al Thabaqat al Kubra hal. 129)
"Hendaklah kalian ber-ittiba' dan tidak berbuat bid'ah. Hendaklah kalian bermazhab kepada Salafus Shalih. Berjalanlah pada jalan yang lurus".
(Syaikh Abdul Qadir Jailani dlm Al Fath Ar Rabbani, al Majlis 4)
"Ikutilah sunnah Rasul dengan penuh keimanan, jangan membuat bid'ah, patuhlah selalu kepada Allah dan Rasul-Nya, jangan melanggar, junjung tinggi Tauhid dan jangan menyekutukan Dia".
(Syaikh Abdul Qadir Jailani dlm FUTUH GHAIB risalah 2)
Bahkan Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata bahwa Nabi bersabda :
"Barangsiapa berbuat sesutu yang tidak kami perintahkan, maka perbuatnnya tertolak. Hal ini meliputi kehidupan, kata dan perilaku. Hanya Nabilah yang dapat kita ikuti, dan hanya berdasarkan al Qur'anlah kita berbuat. Maka jangan menyimpang dari keduanya ini, agar engkau tidak binasa, dan agar hawa nafsu serta setan tidak menyesatkanmu".
(Syaikh Abdul Qadir Jailani dlm FUTUH GHAIB risalah 36).
Semoga yang sedikit ini mudah dipahami dan bermanfa'at untuk kita semua. Dan hanya kepada Allah Ta'ala kita mohon taufik dan hidayah-Nya
Barakallahu fiikum
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini