Bumi diam atau bergerak? Menurut pandangan Islam
Baca Juga :
BUMI DIAM ATAU BERGERAK?
Teori bumi diam dan bumi bergerak para ahli sains terdahulu pun ada khilaf diantara mereka. Kalau hasil penelitian dan pemikiran ahli sains bersesuaian dengan dalil, maka diterima, kalau tidak sesuai, mesti ditolak.
Berikut ini saya tuliskan beberapa dalil yang menunjukkan bumi itu diam, tidak bergerak.
Allah Ta'ala berfirman,
أَمْ مَنْ جَعَلَ الأرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi tetap diam (yang cocok untuk didiami) dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. (Surah An Naml 61).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
Yakni tempat menetap yang kokoh, tenang, tidak bergerak serta tidak bergoyang mengguncangkan penduduknya, tidak pula menggetarkan mereka. Karena sesungguhnya andaikata bumi selalu berguncang dan bergetar, tentulah tidak akan enak hidup di bumi dan tidak layak untuk kehidupan. Bahkan tidaklah demikian Allah menjadikan bumi sebagai karunia dan rahmat-Nya menghampar luas LAGI TETAP, TIDAK BERGETAR dan TIDAK BERGERAK.
Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tetap diam (yang cocok untuk didiami) dan langit sebagai atap. (Al-Mu-min: 64). (Tafsir Ibnu Katsir).
Dan Allah Ta'ala berfirman,
۞إِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورٗا
Sungguh, Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak beranjak (lenyap); dan jika keduanya akan beranjak tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Allah. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun. (Surat Fathir, Ayat 41).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
Yakni agar jangan bergeser dari tempatnya masing-masing. (Tafsir Ibnu Katsir).
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَجَعَلۡنَا فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمۡ وَجَعَلۡنَا فِيهَا فِجَاجٗا سُبُلٗا لَّعَلَّهُمۡ يَهۡتَدُونَ
Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (Surat Al-Anbiya', Ayat 31).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
Dan firmanNya, "Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh" , yakni gunung-gunung yang meneguhkan bumi yang dengannya bumi menjadi tetap pada tempatnya dan berat agar ia tidak bergoyang bersama manusia. Yakni tidak bergoncang dan tidak bergerak sehingga mereka tidak dapat menetap diatasnya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Disebutkan dalam fatwa Al Lajnah Daimah no 15255
يجب على مدرس الجغرافيا إذا عرض على الطلاب نظرية الجغرافيين حول ثبوت الشمس ودوران الأرض عليها – أن يبين أن هذه النظرية تتعارض مع الآيات القرآنية والأحاديث النبوية، وأن الواجب الأخذ بما دل عليه القرآن والسنة، ورفض ما خالف ذلك،
Wajib, bagi para guru Geografi tatkala menjelaskan kepada para peserta didik tentang teori-teori dari para ilmuwan geografi yang mengatakan bahwa Matahari yang tetap di tempatnya dan Bumi yang beredar, -Wajib- baginya untuk menjelaskan bahwasanya teori tersebut bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabawiy.
Haruslah mencukupkan diri dengan apa yang ditunjukkan Al-Qur’an dan Sunnah, serta menolak segala yang bertentangan dengannya. (Al Lajnah Ad Daimah). Sumber : http://www.fatawa.com/view/32241
Syeikh Sholih Al Fauzan hafidzohullah ditanya,
إذا كان البيت المعمور مقابل تماما للبيت الحرام في الأرض . قهل يكون كذلك عند دوران الكرة الأرضية حول نفسها ؟
Apabila Baitul Ma’mur berhadapan lurus dengan Masjidil Haram yang ada di Bumi, bukankah hal tersebut menunjukkan bahwa bulatnya Bumi dan berputar pada porosnya?
Beliau menjawab,
دوران الكرة الأرضية هذا من عندك ، من قال أنها تدور ، هل نزل في القرآن ؟!! هل جاء في السنة الصحيحة أنها تدور ؟! هذا من قول الجغرافيين ولا يعتمد على قولهم .
Bumi yang berputar, ini kalimat datang dari dirimu, siapa yang mengatakan bahwa Bumi itu berputar?, apakah ada dalil yang turun dari Al-Qur’an, atau adakah hadits-hadits yang shahih menjelaskan bahwa Bumi itu berputar?.
Ini hanyalah teori para ilmuwan geografi, dan jangan bersandarkan dengan teori mereka. Sumber : https://www.al-amen.com/vb/showthread.php?t=1424
Beliau juga ditanya,
هل صحيح ما يقوله بعض الناس من أن الأرض تدور حول الشمس ؟
Apakah benar pendapat yang disebutkan oleh sebagian orang bahwasanya Bumi itu berputar mengelilingi Matahari?
Beliau menjawab,
والله يثبتون هذا أن القرآن على أن الأرض ثابتة ، وأن الله أرساها بالجبال ” وجعل الأرض قرار ” هذا اللي في القرآن ، إلا أنهم عندهم مخالفة للقرآن فعليهم يقيمون البراهين ، ولن يقيموا براهين تخالف القرآن أبدا.
Demi Allah!, mereka (para Ulama) menetapkan hal ini bahwa Al-Qur’an menjelaskan BUMI ITU TETAP, tidak bergerak, dan Allah mengokohkannya dengan gunung-gunung; dan Dia-lah yang menjadikan bumi dalam keadaan DIAM (tenang tidak bergerak).
Inilah penjelasan Al-Qur’an.
Adapun, jika mereka berpendapat berbeda dengan Al-Qur’an maka mereka harus membawakan penjelasan dan dalil, dan mereka tidak akan pernah bisa mendatangkan dalil, penjelasan serta bukti yang menyelisihi Al-Qur’an, selama-lamanya. Sumber: http://backtosalafiyyah.blogspot.com/2014/12/the-sun-rotates-round-earth.html?m=1
Syaikh Ubaid Al Jabiri hafizhahullah ditanya,
هل اعتقاد بأنَّ الأرض تدور حول الشمس – كما يقول الفلكيون – يعتبر من الكفر؟
Apakah keyakinan bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari -sebagaimana teori ilmuwan ahli falak- itu teranggap kekufuran?
Beliau menjawab,
أقول: الذي دلَّ عليه القرآن والسُّنة أنَّ الدوران للشمس هي التي تدور تمشي والأرضُ ثابتة،
Saya katakan, yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan Al-Qur’an dan Sunnah adalah Matahari yang berputar mengelilingi Bumi yang tetap di tempatnya.
ومن الأدلة على أنَّ الأرض ثابتة والشمس هي التي تمشي وتجري الحديث الصحيح؛ وهو أن يوشع بن نون – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – خليفة موسى وهارون – عليهما الصلاة والسلام – وارث النبوة بعدهما؛ دنا من بيت المقدس وقد مالت الشمس إلى الغروب فقال: ((إِنَّكِ مَأْمُورَةٌ وَأَنَا مَأْمُورٌ اللَّهُمَّ احْبِسْهَا عَلَيْنَا فَحُبِسَتْ حَتَّى فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ))
Diantara dalil yang menunjukkan bahwa Bumi itu tetap di tempatnya dan Matahari yang beredar/ berputar adalah hadits shahih tentang Yusya’ bin Nun shallallahu ‘alaihi wa sallam, pengganti Nabi Musa dan Harun ‘alaihimash Shalatu was Sallam.
Yang mewarisi kenabian setelah keduanya, ia pernah mendekati Baitul Maqdis dan Matahari telah condong ke arah barat, maka ia berkata, “Sesungguhnya engkau (Matahari) adalah hamba yang diperintah dan Aku juga hamba yang diperintah, Ya Allah!, tahanlah ia!, lalu Mataharipun ditahan hingga ia diberi kemenangan oleh Allāh dalam perang.
فلو كانت الأرض هي التي تدور لكان خِطابُ هذا النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – للشمس لغو والأنبياء منزَّهون، هذا يعني القول بأنَّ الشمس هي الثابتة هذا تكذيبٌ للقرآنِ والسُّنة وهي نظريةٌ كافرة والفلكيون أكثرهم جُهَّال. نعم.
Kalau seandainya Bumi itu yang beredar dan berputar, maka tentunya ucapan Nabi tersebut shallallahu ‘alaihi wa sallam sia-sia, dan para Nabi tidaklah mungkin melakukan kesia-siaan.
Maka, ini menjelaskan bahwasanya pendapat yang mengatakan Matahari itu diam di tempatnya merupakan pendustaan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, sehingga itu adalah teori yang kufur, dan memang kebanyakannya ilmuwan falakiyyah itu adalah orang-orang yang bodoh (dalam agama). Sumber:
https://alkafeelblog.edu.turathalanbiaa.com/post/466
Dalil dan pendapat ulama menunjukkan bahwa bumi itu diam, tidak bergerak. Namun walaupun demikian, janganlah hal ini dijadikan dalil bahwa bumi itu datar, karena banyak ulama salaf terdahulu dan yang sekarang menyatakan bumi itu bulat, sesuai dengan dalil yang ada, yang dipahami oleh para salaf.
Allah Ta'ala berfirman,
وَإِلَى الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (Al-Ghasyiyah: 20).
Berkata As Sa'di rahimahullah,
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ أي: مدت مدًا واسعًا، وسهلت غاية التسهيل، ليستقر الخلائق على ظهرها، ويتمكنوا من حرثها وغراسها، والبنيان فيها، وسلوك الطرق الموصلة إلى أنواع المقاصد فيها.
واعلم أن تسطيحها لا ينافي أنها كرة مستديرة، قد أحاطت الأفلاك فيها من جميع جوانبها، كما دل على ذلك النقل والعقل والحس والمشاهدة، كما هو مذكور معروف عند أكثر الناس، خصوصًا في هذه الأزمنة، التي وقف الناس على أكثر أرجائها بما أعطاهم الله من الأسباب المقربة للبعيد،
“Dan bumi bagaimana ia dihamparkan,” yaitu dibentangkan secara luas agar manusia merasa tenang berada di atasnya dan bisa mengolahnya untuk bercocok tanam, membuat bangunan dan menempuh jalan-jalan di atasnya.
Perlu diketahui, hamparan bumi tidak menafikan wujudnya yang bulat yang dilingkupi oleh berbagai bintang dari berbagai sisinya sebagaimana ditunjukkan oleh dalil akal, indera dan kesaksian dan sebagaimana diketahui oleh banyak orang, khususnya di masa sekarang di mana banyak orang mencapai berbagai penjuru jauh dengan alat-alat yang dikaruniakan Allah pada mereka yang bisa mendekatkan jarak yang jauh
فإن التسطيح إنما ينافي كروية الجسم الصغير جدًا، الذي لو سطح لم يبق له استدارة تذكر.
وأما جسم الأرض الذي هو في غاية الكبر والسعة ، فيكون كرويًا مسطحًا، ولا يتنافى الأمران، كما يعرف ذلك أرباب الخبرة.
Bentuk hamparan hanya menafikan bulatan sesuatu yang kecil, yang seandainya dibentangkan tidak lagi berbentuk bulat. Lain halnya dengan bentuk bumi ini yang amat besar dan luas. Sehingga bentuk bumi ini adalah bulat terhampar. Kedua hal tersebut tidak saling menafikan satu sama lain sebagaimana hal itu diketahui oleh para ahlinya. (Tafsir As Sa'di).
Syekh Shaleh Al Fauzan hafidzahullah ditanya,
القول بكروية الأرض هل يقر بهذا الأمر الذي يدعونه ؟
Bagaimana dengan pendapat yang mengatkan bahwa Bumi itu bulat, apakah bisa dibenarkan yang mereka serukan tersebut?
Beliau menjawab,
كروية الأرض يقول شيخ الإسلام إنه في إجماع بين العلماء أنها كروية الأرض ، هذا مشاهد في سير الشمس والقمر وأنها تطلع من المشرق وتغيب في المغرب وتطلع عند ناس آخرين ، ووجه الأرض الآخر هذا شئ مشاهد ما في شك.
Bulatnya bumi merupakan penjelasan yang kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah telah ijma’ (sepakat) para Ulama’ terhadapnya, bahwa bumi itu bulat.
Hal ini memang nyata terlihat pada perjalanan Matahari dan Bulan, yang terbit di arah timur lalu tenggelam di arah barat, muncul di sebagian tempat manusia berada dan tenggelam di tempat lain, yang seperti ini merupakan perkara yang disaksikan kenyataannya tanpa ada keraguan.
ويقول الشيخ تقي الدين إن هذا فيه إجماع أهل العلم كما ذكره ابن المناجي وغيره . حينما تكون في النهار وتتصل على ناس في أمريكا أو في … تجدهم في الليل وأنت في النهار، هذا دليل على أن الأرض كروية وأن الشمس تغيب على قوم وتظهر عند آخرين وأنها تجري دائما وأبدا إلى أن تتوقف في آخر الزمان عند قيام الساعة.
Dan Asy-Syaikh Taqiyuddin mengatakan bahwanya sesungguhnya hal ini merupakan ijma’ para Ulama’, juga sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Munajiy dan selainnya.
Ketika engkau di siang hari menghubungi seseorang yang tinggal di Amerika atau selainnya, engkau akan dapatkan mereka berada di waktu malam, sementara dirimu berada di siang hari, ini merupakan bukti bahwasanya bumi itu bulat, dan sebagian orang mendapatkan Matahari tenggelam di sebuah tempat namun sebagian orang lainnya mendapatkannya tampak bersinar, dan Matahari tersebut terus menerus senantiasa berputar dan beredar hingga akan berhenti nanti di akhir zaman ketika terjadinya peristiwa hari kiamat. Sumber : https://alilmia.com/
Pendapat ulama yang lain tentang bumi bulat, silahkan baca di link ini lengkapnya (https://www.facebook.com/100009878282155/posts/1098138077192125/).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini