Definisi bermuka dua munafik yang tercela dalam pandangan Islam
Baca Juga :
——
| Definisi "dzul-wajhain" (bermuka dua) yang tercela
👤 Yang dimaksud dengan dzul-wajhain, dijelaskan oleh Bilal bin Sa'ad rahimahullah (seorang ulama tabi'in), beliau mengatakan : لا تكن ذا وجهين ، وذا لسانين ,تظهر للناس ليحمدوك وقلبك فاجر "Janganlah engkau menjadi orang yang punya dua wajah dan dua lisan. Engkau menampakkan hal-hal terpuji di depan orang-orang, padahal hatimu fajir (penuh kemaksiatan)" 📚 (Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya dalam Al Ikhlash wan Niyyah, no.25). 🍂 Dengan kata lain, dzul-wajhain adalah orang-orang munafik, baik nifaq i'tiqadi ataupun nifaq 'amali.
✅️ Adapun orang yang menampakkan sikap yang berbeda sesuai dengan keadaannya, ini tidak termasuk dzul-wajhain yang dicela dalam hadits.
📝 Semisal : ▫️ Seorang suami, ketika di luar rumah bersikap wibawa sedangkan di tengah keluarganya ia ceria dan jenaka. ▫️ Seorang penuntut ilmu di tengah teman-temannya ia banyak bicara sedangkan di depan gurunya ia banyak diam. ▫️ Seorang warga biasa bicara bahasa sehari-hari, lalu ketika ada pejabat ia berbahasa halus dan sopan. ❎️ Ini semua bukan termasuk dzul-wajhain yang dimaksud hadits. Bahkan ini semua terpuji karena termasuk menempatkan sikap yang tepat pada tempatnya. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits : أنزلوا النَّاسَ منازلَهم "Perlakukanlah orang lain dengan perlakuan yang sesuai untuk mereka masing-masing" (HR. Abu Daud no. 4842. Hadists ini dha'if namun maknanya benar, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Ibnu Baz rahimahullah) 🌻 Wallahu a'lam. - - ✍🏻 Ustadz Yulian Purnama hafizhahullah 🌐 Source : t.me/fawaid_kangaswad 📷 @sobatmuslimofficial × @thesunnah_path ______________
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini