Jangan lemah manhaj
Baca Juga :
JANGAN LEMAH MANHAJ!!!
▶️ Syaikh Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili hafizhahullahu berkata: "Para masyayikh (ulama besar) yang masih dekat dengan kita, mereka sangat bersungguh-sungguh dalam menjelaskan manhaj salaf dan membantah orang-orang yang menyelisihinya dengan uslub (gaya bahasa) masing-masing (ada yang keras dan yang lembut). Syaikh Al-Albani dengan uslubnya, Syaikh Muqbil dengan uslubnya dan Syaikh Bin Baz dengan uslubnya. Namun yang penting menjelaskan manhaj salaf dan mentahdzir dari penyimpangan-penyimpangan. Dulu hal tersebut sangat amat gencar dilakukan. Namun sangat disayangkan setelah wafatnya para ulama tersebut -meskipun masih ada dari sebagian ulama -jazahumullahu khairan- yang juga bersungguh-sungguh dalam hal tersebut, akan tetapi kebanyakan dari salafiyyin kerasukan Al-Wahn (lemah/lembek/melempem) dalam bab ini. Dan mereka sekarang lebih mementingkan kuantitas (banyak pengikut/follower/fans/subscribers) dan kedudukan."
(Dirasat Fi Al-Manhaj hal. 205 oleh Syaikh Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili hafizhahullahu)
Kalau ada yang mengatakan "di antara ciri terjangkit penyakit hizbi adalah yang selain mereka dianggap maa'i (lembek & lemah) manhajnya" Apakah Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili hizbi atau terjangkit penyakit hizbi?!
▶️ Syaikh Dr. Walid bin Saif Nashr hafizhahullahu berkata:
"Yang aneh adalah anda mendapati seseorang pada hari ini aqidahnya benar secara umum, dia tumbuh dalam pengetahuan tentang tiga macam tauhid yang sudah masyhur. Anda melihat dia lurus dalam bab tauhid asma' dan sifat, rububiyah dan uluhiyah. Akan tetapi anda mendapatinya bengkok/menyimpang manhajnya dan dalam masalah aqidah yang lainnya. Seperti masalah perpecahan dalam urusan agama, gerakan bawah tanah, kekafiran dan keimanan, kudeta terhadap pemimpin kaum muslimin (dengan lisan atau senjata), bergabung dengan kelompok-kelompok sempalan dan hizbiyah (fanatik golongan) dan fanatik madzhab dll. Dia tidak kokoh/kuat dalam menyikapi bid'ah dan hizbiyah, celaan terhadap ahli bid'ah, hajr (boikot) serta muamalah dengan ahli bid'ah. Anda mendapatinya mutamayyi'an (lembek/ melempem/lemah) dan meremehkan (bermudah-mudahan) dalam kebanyakan masalah tersebut."
(Syarah Ushul As-Sunnah hal. 5 oleh Syaikh Walid hafizhahullahu)
Kalau ada yang mengatakan "di antara ciri terjangkit penyakit hizbi adalah yang selain mereka dianggap maa'i (lembek & lemah) manhajnya" Apakah Syaikh Walid hizbi atau terjangkit penyakit hizbi?!
▶️ Syaikh Dr. Abdul Aziz Ar-Rayyis hafizhahullahu berkata:
"Suatu kehormatan yang aku peroleh di hari Selasa yang lalu atas kunjungan dua syaikh yang mulia yaitu Syaikh Husain Al-'Awayisyah dan Syaikh Masyhur Hasan (hafizhahumallahu) serta yang lainnya dari orang-orang yang terhormat....Di antara pembicaraan yang ada saat itu adalah ucapan Syaikh Masyhur tentang Qardhawi bahwasanya dia memiliki banyak Ushul (prinsip-prinsip) yang rusak bahkan prinsip sekuler. Dan beliau (Syaikh Masyhur) sejak lama menyeru untuk membantah Qardhawi dan prinsip-prinsipnya agar manfaatnya lebih besar. Demikian juga di antara pembicaraan kami adalah tentang sikap tamyi' (lembek/lemah/melempem) yang ada pada sebagian salafiyyin hingga ada sebagian dari mereka yang mengklaim ada dua pendapat (ulama) tentang kudeta terhadap pemimpin kaum muslimin. Dan Syaikh Masyhur sangat mengingkari (sikap lembek tersebut). Dan bahwasanya ada juga sebagian salafiyyin yang memiliki lemah manhaj ketika wafatnya Qardhawi dan bahkan sebelum wafatnya."
(Diterjemahkan dari Telegram Channel Syaikh Abdul Aziz Ar-Rayyis pada tanggal 8 Oktober 2022)
Kalau ada yang mengatakan "di antara ciri terjangkit penyakit hizbi adalah yang selain mereka dianggap maa'i (lembek & lemah) manhajnya" Apakah Syaikh Husain Al-'Awayisyah, Syaikh Masyhur dan Syaikh Abdul Aziz Ar-Rayyis hizbi atau terjangkit penyakit hizbi?!
وَلَا تَقۡفُ مَا لَیۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولࣰا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui (ilmunya). Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya." (QS. Al-Isra': 36)
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini