Antara meriwayatkan hadist dengan menimba ilmu agama
Baca Juga :
ANTARA MERIWAYATKAN HADITS DENGAN MENIMBA ILMU AGAMA
Sebagian oknum membolehkan belajar ilmu agama kepada ahlul bid'ah dengan alasan ada perawi hadits dari kalangan kelompok sesat. Maka simaklah penjelasan berikut ini, agar anda tidak gagal faham atau disesatkan oleh yang sesat yang selalu menebar syubhat setiap saat. Dan ada pula oknum yang membawa ucapan para ulama yang gagal dia fahami dan untuk menutupi kesesatan dan penyimpangannya selama ini dan agar pengikutnya tetap mudah untuk dibodohi. لا كثر الله أمثاله
Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili hafizhahullahu berkata:
▶️ 1. Ahlul bid'ah ditolak periwayatannya jika dia kafir dengan kebid'ahannya.
2. Ahlul bid'ah ditolak periwayatannya jika dia menghalalkan kedustaan dalam membela madzhabnya.
3. Ahlul bid'ah ditolak periwayatannya jika dia adalah dai yang menyeru kepada kebid'ahannya.
4. Ahlul bid'ah diterima periwayatannya jika bukan dai.
▶️ Periwayatan (hadits) meskipun termasuk salah satu jenis menimba ilmu, akan tetapi dia memiliki hukum-hukum khusus yang berkaitan dengannya. Hal ini dikarenakan akibat yang muncul dari diterima atau ditolaknya periwayatan tersebut, yaitu penetapan hadits serta penisbatannya sebagai sunnah (Nabi) atau penolakannya dan menghukuminya sebagai sesuatu yang tidak sah dari Nabi ﷺ. Dan masalah penetapan atau penolakan ini sangat berat.
▶️ Oleh karena itu, tolok ukur diterima atau tidaknya suatu periwayatan (perawi) menurut ulama hadits sesuai dengan kuatnya prasangka adalah kejujuran atau tidaknya sang perawi tanpa melihat madzhabnya (dari kelompok mana) selama dia masih muslim. Yang demikian itu karena tidak ada jalan untuk mengetahui shahih tidaknya hadits melainkan dengan cara tersebut.
▶️ Adapun dalam masalah menimba ilmu agama dari ahlul bid'ah selain periwayatan hadits seperti syarah/penjelasan nash-nash, penafsirannya, kesimpulan hukumnya dan ketetapannya, maka ini berbeda dengan periwayatan hadits serta hukum-hukumnya.
▶️ Dengan merujuk kepada ucapan para ulama salaf dalam masalah ini, maka kita dapatkan ucapan mereka jelas-jelas mentahdzir/memperingatkan/melarang menimba ilmu agama dari ahlul bid'ah.
(Diringkas dari kitab Mauqif Ahlissunnah Wa Al-Jamaah 2/684-685 oleh Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili hafizhahullahu)
Imam Malik rahimahullahu berkata:
Tidak boleh menimba ilmu (agama) dari empat golongan orang-orang ini:
1. Orang bodoh yang menampakkan/memposting kebodohannya, meskipun dia adalah orang yang banyak meriwayatkan (memposting di medsos).
2. Ahlul bid'ah yang menyeru kepada hawa nafsu (bid'ah)nya.
3. Yang berdusta (atau tukang gosip) terhadap manusia, meskipun aku tidak menuduhnya berdusta dalam masalah hadits (Nabi ﷺ).
4. Orang shalih, ahli ibadah, orang yang mulia jika dia tidak hafal apa yang dia katakan.
(Siyar A'lam An-Nubala' 8/67-68 oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu cetakan kesebelas 1422 H/2001 M Muassasah Ar-Risalah)
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini