Beragama itu dengan ilmu, bukan dengan perasaan, bukan dengan sekedar ada yang berpendapat
Baca Juga :
Beragama Itu Dengan Ilmu, Bukan Dengan Perasaan, Bukan Dengan Sekedar “Ada Yang Berpendapat”
Agama Islam ini dibangun di atas ilmu. Beragama itu dengan ilmu, bukan dengan perasaan, bukan dengan sekedar “pendapat terbanyak”, “ada yang berpendapat”, bukan dengan wangsit & mimpi, bukan juga dengan sekedar warisan adat turun-temurun.
Muhammad bin Sirin berkata,
ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺩﻳﻦ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻋﻤﻦ ﺗﺄﺧﺬﻭﻥ ﺩﻳﻨﻜﻢ
”Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian.” [Muqaddimah Shahih Muslim]
Agama Islam adalah agama yang ilmiah. Contohnya adalah dalam dunia akademis, seseorang harus mencantumkan jurnal dan sumber ilmiah dari nukilan yang kami sebutkan.
Apabila tidak, tentu nilai ilmiahnya tidak akan sempurna atau bahkan diragukan kebenarannya. Dalam ajaran Islam pun demikian, kita diajarkan bersikap ilmiah agar tidak semata-mata berpendapat sendiri tanpa ada sumber rujukan yang jelas, bahkan dalam masalah kontemporer sekalipun harus ada sumber ilmiah yang dijadikan rujukan.
Menyampaikan suatu pendapat tanpa ada rujukan sebelumnya akan mengurangi keilmiahan hal tersebut.
Perhatikan perkataan Imam Ahmad berikut:
إيَّاكَ أنْ تتكلمَ في مسألةٍ ليسَ لكَ فيها إمامٌ
“Berhati-hatilah berkata dalam satu permasalahan yang engkau tidak memiliki pendahulunya.” [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 11/296].
Referensi: https://muslim.or.id/47683-ilmiah-dalam-beragama.html
__________________
bimbinganislam.com | Follow IG, FB, TWT, TG, YT : Bimbingan Islam
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini