——

••

Hadits Maudhu' (Palsu)

--------

📌 Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَصُومُ وَيَقُولُ عِنْدَ إِفْطَارِهِ:

Tidaklah seorang Muslim yang berpuasa dan membaca ketika berbuka puasa:

يَا عَظِيمُ يَا عَظِيمُ يَا عَظِيمُ، أَنْتَ إِلٰهِي، لَا إِلٰهَ غَيْرُكَ، ٱغْفِرْ لِي ٱلذَّنْبَ ٱلْعَظِيمَ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ ٱلذَّنْبَ ٱلْعَظِيمَ إِلَّا ٱلْعَظِيمَ،

Wahai Allah Yang Maha Agung 3x Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan melainkan Engkau.

Ampunkanlah dosaku yang besar.

Sesungguhnya tiada yang dapat mengampunkan dosa besar melainkan Tuhan Yang Maha Besar

إِلَّا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.

melainkan keluar dari dosa-dosanya seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya.

Kemudian Rasullah ﷺ bersabda:

“Ajarkanlah anak-anak kamu kerana ia merupakan kalimah yang disukai oleh Allah dan RasulNya dan akan membaikkan urusan dunia dan akhirat.”

📚 (HR.Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq 54/238)

📌 Imam Ibnu ‘Asakir berkata:

“Sangat Aneh dan dalam sanadnya ada perawi-perawi yang majhul.”

Al-Hafiz al-Suyuti, Ibnu Arraq juga memuat hadits ini dalam kitab kumpulan hadits palsu yang mereka susun.

📌 Ibnu Arraq berkata:

“Dalam sanadnya ada ‘Amru bin Jumai’ dan perawi-perawi yang tidak dikenali.”

📌 Yahya bin Ma’in berkata mengenai Amru bin Jumai':

“Ia seorang penipu yang buruk, dan “Tidak boleh dipecayai.”

📌 Ibnu ‘Adi berkata:

“Dituduh memalsukan hadits.”

📌 Al-Nasa’i berkata:

“Ditinggalkan haditsnya (matruk al-hadith).”

📌 Al-Hakim berkata:

“Dia meriwayatkan hadits² palsu dari Hisyam bin ‘Urwah dan selainnya.”

📌 Al-Khatib al-Baghdadi berkata:

“Dia meriwayatkan hadits² munkar dari perawi² yang masyhur dan hadits² palsu dari perawi² yang mantap.”

■ Selain itu dalam sanadnya juga ada "Ali bin Abi Talib al-Basri",

📌 Yahya bin Ma’in berkata:

"Ia tiada nilai.

■ Lalu "Aban bin Abi ‘Ayash", Ia seorang perawi Matruk.

📚 (Tarikh Dimasyq 54/238, Zail al-Laali al-Masnu’ah no. 882, Tanzih al-Syari’ah al-Marfu’ah)

Allahu'alam

----------