Hukum wanita menggunakan bulu mata palsu (maskara) jika diniatkan untuk berhias (mempercantik diri) di hadapan suaminya dalam islam
Baca Juga :
Bismillah
SEBENARNYA BOLEH NGGAK SIH WANITA MENGGUNAKAN BULU MATA PALSU (MASKARA) JIKA DINIATKAN UNTUK BERHIAS (MEMPERCANTIK DIRI) DI HADAPAN SUAMINYA ?
DAN BAGAIMANA PULA WANITA HUKUM MEMAKAI KUKU PALSU, LENSA MATA PALSU, DSB JIKA NIATNYA UNTUK BERHIAS DIRI DI HADAPAN SUAMINYA ?
By: Berik Said
Pertama
MENYAMBUNG RAMBUT MATA DENGAN RAMBUT BULU MATA ASLI (BUKAN IMITASI) DENGAN TUJUAN MEMPERCANTIK DIRI
Ini hukumnya HARAM.
Dalilnya adalah hadits berikut :
Mu’awiyah bin Abi Sufyan rodhialloohu ‘anhu mengatakan : Nabi shollalloohu layhi wa sallam bersabda :
زَجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَصِلَ الْمَرْأَةُ بِرَأْسِهَا شَيْئًا
‘Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam MELARANG WANITA untuk MENYAMBUNG RAMBUTNYA DENGAN SESUATU APAPUN’
*HSR. Muslim [2126]
Pengertian ‘MELARANG’ seperti yang tertera pada hadits di atas sesuai dalam qaidah ushul fiqh harus diartikan HARAM selagi tak ada indikasi yang memalingkan haram menjadi arti lainnya seperti makruh.
Dan dalam hal ini tak ditemukan dalil yang memalingkan arti haram tersebut misal menjadi makruh.
Maka hadits di atas menunjukkan HARAMNYA WANITA MENYAMBUNG RAMBUTNYA DENGAN SESUATU APAPUN.
Sementara pengertian penggalan hadits di atas شَيْئًا (SESUATU APAPUN), maka INI MENCAKUP UMUM, termasuk di dalamnya MEYAMBUNG / MEMBUAT RAMBUT MATA !
Kedua
MENYAMBUNG RAMBUT MATA DENGAN BULU MATA YANG BUKAN ASLI RAMBUT, TAPI BENTUKNYA MENYERUPAI BULU MATA ASLI DENGAN TUJUAN MEMPERCANTIK DIRI
Ini pun yang lebih kuat hukumnya HARAM, dari sisi ADANYA PENGELABUAN DAN MERUBAH CIPTAAN ALLAH.
Rincian fatwa ulamanya insya Allah akan ana tampilkan di bawah.
Ketiga
MEMAKAI BULU MATA PALSU YANG BUKAN DARI RAMBUT DENGAN TUJUAN MEMPERCANTIK DIRI
Ini ada khilaf, walau yang lebih dekat pada kebenaran atau paling tidak sebagai sikap hati-hati maka ini juga HARAM.
Sebab unsur utamanya adalah MERUBAH-RUBAH CIPTAAN ALLAH TANPA ADA KEPENTINGAN DARURAT.
Keempat
MEMAKAI BULU RAMBUT MATA PALSU KARENA DARURAT
Misal wanita yang terbakar bulu matanya atau rontok akibat penyakit, sehingga TERASA ANEH DAN JIJIK UNTUK DILIHAT, ATAU APALAGI MEMBAHAYAKAN MATANYA AKIBAT BULU MATA YANG BERFUNGSI MELINDUNGI RETINA MATA HILANG.
Dalam kasus ini BOLEH SEBATAS AMAT DARURAT, SAMPAI BULU MATA ASLINYA TUMBUH LAGI.
Beberapa kesimpulan ketetapan hukum di atas ana simpulkan setelah ana mengkaji beberapa fatwa ulama saat ditanya hukum masalah tersebut.
Berikut kutipan beberapa fatwa ulama tersebut :
Fatwa Syaikh Abdul Karim Al Khudhoir hafizhohulloh
الرموش التي تركب على الجفون أو العيون هذه إن كانت من شعر فلا إشكال في تحريمها؛ لأنها داخلة في الوصل، وجاء لعن الواصلة والمستوصلة، وإن كانت من مادة أخرى فإن كانت شبيهة بالرموش من الشعر فالحكم لا يختلف؛ لأن من رآها قال هذه واصلة، وإن كانت من نوع آخر وسلمت من التشبه ولا تلتبس بالشعر فهذه أقل أحوالها الكراهة؛ لأنها وصل على أي حال، لكن المحظور المنصوص عليه الوصل من الشعر وما في معناه وما في حكمه بحيث يشبهه وإذا وجد التشبه حرم الوصل من أي مادة كان، وعلى كل فعلى المسلمة أن تتقي الله -جل وعلا- وأن ترضى بما كتب الله لها وقدر عليها وخلقه فيها.
Bulu mata yang dikenakan baik di kelopak mata atau di bagian manapun pada mata, jika terbuat dari RAMBUT, maka TIDAK DIRAGUKAN LAGI KEHARAMANNYA.
Karena ini termasuk kategori MENYAMBUNG RAMBUT, dan telah terdapat hadits Nabishollalloohu ‘alayhi wa sallam yang berisi LAKNAT terhadap AL WASHILAH (WANITA YANG MENYAMBUNG RAMBUTNYA), dan MUSTAWSHILAH (wanita yang meminta disambung rambutnya).
Jika bulu mata itu TERBUAT DARI BAHAN LAIN, maka SELAGI BENTUK BAHAN LAIN ITU MIRIP DENGAN BULU MATA YANG TERBUAT DARI RAMBUT, maka hukumnya TIDAK ADA BEDANYA (DENGAN HUKUM DI ATAS -pent).
(Alasannya -pent) karena orang yang melihat wanita melakukan hal tersebut (sekalipun bukan dengan dari bahan rambut tapi sangat mirip dengan ramabut -pent) akan mengatakan bahwa ia WASHILAH (wanita yang menyambung rambut).
Adapun Jika itu terbuat dari BAHAN SELAIN RAMBUT DAN TIDAK MENYERUPAI BULU MATA YANG TERBUAT DARI RAMBUT maka kategori hukumnya MINIMAL MAKRUH !
Karena di sini TETAP ADA SISI PENYAMBUNGAN (yang merupakan salah satu sisi indikasi merubah ciptaan Allah -pent).
Walau harus diakui, MESKI (ZHOHIR) YANG TERLARANG DALAM NASH (TEKSTUALNYA -pent) adalah ‘MENYAMBUNG YANG BERUPA RAMBUT, tetapi apapun yang semakna dengannya serta yang semisalnya dengannya dalam hukum (dihukumkan sama -pent), dikarenakan adanya unsur TASYABBUH (KESERUPAAN).
Dengan demikian jika ada UNSUR TASYABBUH (menyerupai rambut bulu mata), maka HARAM MENYAMBUNGNYA DENGAN APAPUN BAHANNYA.
Kesimpulannya apapun kondisinya, setiap muslimah hendaknya bertaqwa kepada Allah Jalla wa ‘Ala, dan hendaknya ia ridho dengan apa yang Allah takdirkan kepadanya, serta ridha terhadap keadaan fisik yang Allah ciptakan untuknya’
Dalam Situs Islam.Web dinyatakan :
فإذا كان تركيب الرموش لضرورة، كمن أصيب بمرضٍ، أو حرق، أو نحوه من الآفات -عافى الله المسلمين من كل بلاء-، فأتلف هدب (رموش) العين؛ مما أدّى إلى تغير شكله، وقبح صورته؛ فهذا -إن شاء الله- لا حرج فيه، إذا كان بالقدر المطلوب؛ فالضرورات تقدر بقدرها.
Jika bulu mata palsu dipakai KARENA KONDISI DARURAT. misalnya karena suatu penyakit, terbakar, atau penyakit-penyakit lain yang semoga Allah menjauhkan kita darinya, sehingga menyebabkan bulu mata penderitanya rusak dan membuat rupanya menjadi buruk, maka ini DIBOLEHKAN, tapi HARUS BENAR-BENAR DALAM BATAS KEBUTUHAN DARURAT ITU SAJA, karena darurat harus diukur dengan kadarnya masing-masing.
أما إذا كانت هذه الرموش للزينة؛ فقد حصل بها مفسدتان:
الأولى: أنها تغيير لخلق الله.
والثانية: أنها دخلت تحت النهي العام الوارد عن نبيّنا صلى الله عليه وسلم حيث ورد عنه أنه: لعن الواصلة والمستوصلة. متفق عليه. والواصلة هي: التي تصل شعرها بشعر غيرها.
Namun jika bulu mata palsu itu digunAkan SEBAGAI PERHIASAN (MEMPERCANTIK/BERHIAS DIRI WALAU UNTUK DIHADAPAN SUAMINYA -pent) maka ini berarti MELAKUKAN DUA PELANGGARAN !
Pelanggaran Pertama:
ia telah MENGUBAH-UBAH CIPTAAN ALLAH
Pelanggaran Kedua :
ini masuk dalam LARANGAN YANG BERSIFAT UMUM yang terdapat dalam hadits Nabi shollallâhu `alaihi wa sallam: "Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya (dengan rambut yang lain) dan yang meminta disambungkan rambutnya." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim].
Fatwa Syaikh al ‘Utsaimin rohimahulloh
Syaikh al ‘Utsaimin rohimahulloh pernah ditanya:
ما حكم استعمال الرموش الصناعية للتجمل بها عند الزوج
‘BAGAIMANA HUKUM WANITA YANG MEMBUAT BULU MATA PASLU DALAM RANGKA MEMPERCANTIK DIRI DI HADAPAN SUAMINYA ?’
Maka Syaikh al ‘Utsaimin rohimahulloh menjawab :
الرموش الصناعية لا تجوز؛ لأنها تشبه الوصل، أي: وصل شعر الرأس، وقد: لعن النبي صلى الله عليه وسلم الواصلة والمستوصلة. انتهى.
‘Mengenakan bulu mata palsu TIDAK DIPERBOLEHKAN, karena menyerupai perbuatan menyambung rambut kepala.
Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah melaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang minta untuk disambungkan rambutnya
وهذه الرموش إذا كانت مما أتصوره الآن أن يوضع خيوط سوداء كالشعر على الرموش حتى تبدو وكأنها كثيرة تتجمل بها العين فإذا كان هكذا فهي من الوصل الذي لعن النبي صلى الله عليه وسلم فاعلته في رأسها
Dan bulu mata palsu ini jika keadaannya seperti yang tergambar olehku sekarang ini, yaitu dengan meletakkan /memasang benang-benang berwarna hitam seperti rambut di atas bulu mata sehingga tampak lentik dan lebat sehingga akan memperindah mata, jika demikian keadaannya maka ini termasuk MENYAMBUNG RAMBUT RAMBUT YANG PELAKUNYA DILA’NAT OLEH NABI shallallahu 'alaihi wa sallam.
*Fatawa Nuur ‘ala darb (Kaset No. 330]
Fatwa Syaikh Fauzan hafizhohulloh
لا يجوز استخدام الأظافر الصناعية، والرموش المستعارة، والعدسات الملونة؛ لما فيها من الضرر على محالها من الجسم، ولما فيها أيضًا من الغش والخداع وتغيير خلق الله. وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
TIDAK DIPERKENANKAN (baca: HARAM) memakai KUKU PALSU, BULU MATA PALSU, dan LENSA MATA BERWARNA. Hal ini dikarenakan adanya MUDHOROT (BAHAYA) dalam pemakaiannya bagi tubuh.
Di samping itu, penggunaan hal ini juga mengandung unsur PENIPUAN, PENGELABUAN, serta MENGUBAH CIPTAAN ALLAH.
Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin, wa shollalloohu ‘alaa Muhammadin…
Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami
Share Artikel Ini